REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Seorang pemimpin milisi al-Hashd al-Shaabi (Pasukan Mobilisasi Populer) telah mengancam akan membunuh tentara Amerika Serikat (AS). Hal itu sebagai pembalasan atas serangan udara yang menargetkan milisi Irak di dekat perbatasan Suriah.
Pesawat tak berawak AS melakukan serangan udara di wilayah perbatasan Irak-Suriah pada Ahad (27/6). Serangan dilakukan terhadap situs-situs yang menurut Washington digunakan untuk melakukan lima serangan pesawat tak berawak di fasilitas AS sejak April.
Kataib Sayyid al-Shuhada, yang merupakan sebuah faksi al-Hashd al-Shaabi, mengatakan, empat anggota pasukan tewas akibat serangan udara AS. Faksi tersebut mengancam akan melakukan perang terbuka dengan pasukan Amerika.
"Musuh Amerika yang berbahaya adalah orang yang mulai membunuh. Pembalasan atas darah pemuda kita adalah dengan darah tentara pendudukan," ujar Pemimpin Asaib Ahl al-Haq, Qais al-Khazali, yang merupakan faksi Hashd al-Shaabi, dilansir Anadolu Agency, Rabu (30/6).
Pemerintah Irak telah mengecam serangan udara AS sebagai pelanggaran kedaulatan negara. Situs militer yang menampung pasukan AS serta Kedutaan Besar AS di Baghdad belum lama ini diserang roket. Washington menuding serangan itu dilakukan oleh faksi bersenjata Syiah yang terkait dengan Iran.