Tembus 6.254 Kasus Covid-19, Sleman Pecah Rekor

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi

Ilustrasi Kasus Covid-19 Tinggi
Ilustrasi Kasus Covid-19 Tinggi | Foto: republika

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sleman mencatatkan rekor kasus positif Covid-19 terbanyak pada Juni 2021. Dengan penambahan kasus positif Covid-19 harian yang masih cukup tinggi 300 lebih, sampai 29 Juni 2021 saja positif Covid-19 di Sleman sudah menembus 6.245 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo mengatakan, angka itu sudah jauh melebihi catatan tertinggi selama ini pada Januari 2021 dengan 3.334 kasus. Angka diperkirakan lebih banyak jika menghitung kasus harian pada 30 Juni 2021.

Sebab, masih banyak sampel-sampel tes PCR yang sudah dilakukan tapi memang belum ke luar hasilnya. Selain kasus positif, ia mengungkapkan, pasien Covid-19 yang meninggal dunia sepanjang Juni juga melebihi catatan sepanjang Januari.

"Juni memang pecah rekor karena sebelum ini yang tertinggi Januari. Untuk kasus meninggal dunia pada Juni ini sampai kemarin sore sudah 145 kasus, sangat tinggi, hampir dua kali lipatnya dari Januari dengan 87 kasus," kata Joko, Rabu (30/6).

Ia menuturkan, untuk layanan kesehatan beberapa rumah sakit sudah terus melakukan usaha penambahan kapasitas, khususnya untuk ruang isolasi pasien. Sedangkan, ruang intensif untuk pasien Covid-19 critical baru ada dua RS yang memungkinkan penambahan.

Ada RSUP Dr Sardjito dan RSA UGM. Sedangkan, RS-RS lain sedang menambah rawat inap isolasi Covid-19. Joko berpendapat, walaupun peningkatan juga sudah cukup banyak dilakukan, tampaknya belum cukup menampung seluruh pasien Covid-19 di Sleman.

"Saat ini ada 1.075 pasien covid yang dirawat di rumah sakit, sedangkan kapasitas kita sebenarnya cuma 618 pasien dan 67 untuk ruang perawatan intensif," ujar Joko.

Ia menekankan, harus terus dilakukan antisipasi-antisipasi, mengingat lonjakan kasus diperkirakan masih akan berlangsung sampai akhir Juli 2021. Salah satunya RSUP Dr Sardjito diusahakan hanya menampung pasien covid dengan gejala berat.

Sedangkan, pasien-pasien dengan gejala sedang bisa diarahkan ke RS-RS lain. Lalu, mereka yang positif covid dengan gejala ringan ringan tetap di shelter shelter. Karenanya, shelter-shelter yang ada juga sudah diusahakan menambah kapasitas.

Selain itu, ia berharap, kalurahan-kalurahan yang ada mampu membuat shelter untuk isolasi mandiri. Sejauh ini, memang sudah cukup banyak shelter-shelter kalurahan yang aktif, tapi akan terus didorong karena jumlah kasus juga masih meningkat.

Saat ini, Sleman juga menurunkan kriteria tes covid dari B ke C. Jadi, biasanya ketika sudah melakukan tes Rapid Antigen, setelah lima hari dilakukan tes PCR, sekarang setelah tes Rapid Antigen setelah lima hari dites Rapid Antigen lagi.

"Karena lab-lab di DIY semuanya penuh, jadi tidak ada lab yang sanggup menerima hasil tracing dari Sleman, akhirnya kita turunkan kriteria mengandalkan Antigen," kata Joko.

Penurunan kriteria tes Covid-19 ini dirasa akan turut memberikan pengaruh terhadap penambahan kasus positif covid yang dicatatkan Sleman. Karenanya, diperkirakan lonjakan angka kasus positif Covid-19 masih terus terjadi beberapa waktu ke depan. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Covid-19 Naik, Presiden Napoli Sarankan Musim Depan Ditunda

Nafsu Makan Hilang Saat Positif Covid-19, Harus Bagaimana?

Turunkan Mobilitas Milenial Dinilai Cegah Penyebaran Covid

Kadisdik Majalengka Meninggal Terpapar Covid-19

Yang Harus Diwaspadai dari Varian Delta

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark