Sleman Belum akan Tutup Tempat Wisata
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Pekerja menyapu kawasan Wisata Candi Prambanan yang tutup di Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (20/6/2021). Pihak pengelola Taman Wisata Candi Prambanan melakukan penutupan sementara kunjungan wisata pada tanggal 19-20 Juni 2021 guna mengurangi penyebaran COVID-19 menyusul meningkatnya penularan di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah. | Foto: Hendra Nurdiyansyah/ANTARA FOTO
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Angka positif Covid-19 di Sleman sepanjang Juni mencatatkan rekor dengan 6.245 kasus. Meski begitu, sampai saat ini Pemkab Sleman belum akan melakukan penutupan terhadap tempat-tempat wisata, kecuali yang ada di zona merah sesuai PPKM Mikro.
Bupati Sleman, Kustini Purnomo mengatakan, Pemkab Sleman telah mengeluarkan aturan terkait pariwisata. Salah satunya tetap diizinkan untuk buka tapi dengan kapasitas pengunjung maksimal 25 persen dan penerapan protokol kesehatan secara ketat.
"Tidak ditutup, namun pariwisata harus tetap menerapkan prokes, wisatawan wajib menjalankan prokes dan melengkapi dokumen-dokumen surat keterangan bebas Covid," kata Kustini, Rabu (30/6).
Selain itu, toko-toko dan restoran-restoran masih diizinkan buka dengan batas maksimal sampai 20.00. Ia menekankan, kebijakan itu dibarengi gerakan Sesarengan Jogo Sleman atau bersama menjaga Sleman yang disosialisasikan kepada masyarakat.
Sesarengan Jogo Sleman dimulai 28 Juni-5 Juli 2021. Menurut Kustini, gerakan ini dihadirkan hanya untuk satu pekan, sambil menunggu kebijakan PPKM Darurat dari pusat yang masih dalam tahap pembahasan, termasuk teknis-teknis pelaksanaannya.
Kustini menambahkan, Pemkab Sleman telah pula meminta kalurahan-kalurahan untuk membuat shelter isolasi mandiri, terutama yang kasus covidnya tinggi. Sehingga, ketika ada kasus positif bisa langsung dikarantina di kalurahan masing-masing.
"Memang tidak semua fasilitas ini ada, kita harapkan kalurahan-kalurahan yang Covid-nya tinggi bisa secepatnya membuat shelter-shelter untuk isolasi mandiri," kata Kustini.