REPUBLIKA.CO.ID, DELHI – Seorang wanita telah pergi ke Pengadilan Tinggi Delhi untuk mencari perlindungan bagi dirinya dan keluarganya.
Dia mengklaim telah menghadapi ancaman dan dicari polisi Uttar Pradesh, media, dan kelompok hindu setelah dirinya menjadi mualaf.
Wanita yang bekerja di Delhi, Shahjahanpur di Uttar Pradesh, mencari perlindungan dan haknya untuk privasi. Dia mengaku telah menjadi sasaran dan konten negatif yang dipublikasikan di media.
Permohonan yang diajukan di Pengadilan Tinggi Delhi mengatakan Renu Gangwar alias Ayesha Alvi masuk Islam pada 27 Mei di Delhi. Sejak 23 Juni ketika dia berada di Shahjahanpur, dia mulai mendapat telepon dari orang-orang media yang meminta pertemuan.
Menurut Ayesha, mereka datang ke rumahnya tanpa izin dan mengambil foto serta video. Selain itu, dia mulai mendapat telepon yang mengancam bahwa berita mualafnya akan dipublikasikan di media.
Lalu dia akan ditangkap dan dimintai uang. Beberapa saat kemudian, salah seorang dari mereka secara paksa mengaambil 20 ribu rupee India sementara yang lain mencoba memeras uang dari dia dan keluarganya.
Ayesha mengatakan dia memberikan pengaduan kepada Komisaris Polisi Delhi pada 24 Juni, mencari intervensi segera untuk perlindungannya. Sayangnya, sampai saat ini belum ada tindakan yang diambil.
“Tidak ada pilihan lain selain mendekati pengadilan ini untuk arahan lain demi menghentikan semua ini,” kata Ayesha dalam surat permohonan melalui Advokat Kamlesh Kumar Mishra dan Nitin Kumar Nayak, dilansir ABNA, Kamis (1/7).
Ayesha meminta agar pihak berwenang segera mengambil tindakan lebih lanjut dan memastikan dirinya tidak dibawa pergi dengan paksa oleh badan atau pihak mana pun. Ditambah, dia dan keluarganya diberi perlindungan dan tidak diinterogasi mengenai perpindahan agamanya.
Tak hanya itu, permohonan lebih lanjut meminta arahan kepada media untuk tidak mempublikasikan atau menyiarkan konten jahat apa pun tentang dirinya dan tidak membocorkan detail pribadinya serta menghapus konten yang sudah ditampilkan.
Sumber: abna24