REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank Dunia menyediakan lebih dari 4 miliar dolar AS atau Rp 58 triliun untuk pembelian dan distribusi vaksin COVID-19 untuk 51 negara berkembang. Pembiayaan ini sebagai komitmen membantu negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dalam memperoleh dan mendistribusikan vaksin demi memperkuat sistem kesehatan mereka.
Bank Dunia mengulangi seruannya kepada pemerintah, perusahaan farmasi, dan organisasi yang terlibat dalam pengadaan dan pengiriman vaksin untuk membantu meningkatkan transparansi yang lebih luas mengenai kontrak, opsi, dan kesepakatan vaksin.
"Bank Dunia membantu negara-negara berkembang di setiap wilayah di dunia dengan pembelian dan peluncuran vaksin," kata Direktur Pelaksana Operasi Bank Dunia Axel van Trotsenburg dilansir dari reliefweb pada Kamis (1/7).
Bank Dunia meminta negara-negara yang mengantisipasi kelebihan pasokan vaksin dalam beberapa bulan mendatang untuk melepaskan kelebihan dosis sesegera mungkin, secara transparan, ke negara-negara berkembang dengan rencana distribusi yang memadai. Sejak awal pandemi COVID-19, Grup Bank Dunia telah menyetujui lebih dari 150 miliar dolar AS untuk memerangi dampak kesehatan, ekonomi, dan sosial dari pandemi.
"Tantangan signifikan masih ada terkait penyebaran vaksin dan keraguan. Kami mengambil tindakan di semua lini untuk mengatasi tantangan ini, bekerja dalam solidaritas dengan mitra internasional dan regional untuk mempercepat dosis ke sebanyak mungkin orang dan untuk meningkatkan pengawasan, kesiapsiagaan, dan respons penyakit," ujar van Trotsenburg.
Diketahui, sebanyak Rp 58 triliun dana dukungan diberikan dalam upaya vaksinasi COVID-19 di negara berkembang. Negara yang dimaksud meliputi Afghanistan, Bangladesh, Benin, Cabo Verde, Kamboja, Komoro, Republik Kongo, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo.
Selanjutnya, Ekuador, El Salvador, Eswatini, Ethiopia, Gambia , Georgia, Ghana, Guinea, Guinea Bissau, Guyana, Honduras, Indonesia, Yordania, Kenya, Kosovo, Republik Kirgistan, Lao PDR, Lebanon, Lesotho, Madagaskar, Malawi, Moldova, Mongolia, Mozambik, Nepal, Niger, Pakistan, Papua Nugini, Filipina, Rwanda, São Tomé e Príncipe, Senegal, Sierra Leone, Sudan Selatan, Sri Lanka, Sudan, Tajikistan, Togo, Tunisia, Ukraina, Yaman, dan Zambia. Paket pembiayaan vaksin Bank dirancang agar fleksibel.
Dana ini dapat digunakan oleh negara-negara untuk memperoleh dosis melalui COVAX, Tim Tugas Akuisisi Vaksin Afrika (AVATT) atau sumber lainnya. bantuan dana tersebut juga membiayai penyebaran vaksin dan penguatan sistem kesehatan, seperti rantai dingin vaksin, pelatihan petugas kesehatan, sistem data dan informasi, dan kampanye komunikasi dan penjangkauan kepada pemangku kepentingan utama yang sangat penting untuk memastikan penerimaan vaksinasi.