Kamis 01 Jul 2021 14:01 WIB

Polisi Kibarkan Bendera Raksasa di Air Terjun Tumpak Sewu

Polres Lumajang kibarkan bendera 100x6 meter memperingati HUT ke-75 Bhayangkara.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Foto udara panorama air terjun Tumpak Sewu di Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Ahad (27/6/2021).
Foto: ANTARA/Budi Candra Setya
Foto udara panorama air terjun Tumpak Sewu di Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Ahad (27/6/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Personel Kepolisian Resor (Polres) Lumajang, Jawa Timur, mengibarkan bendera merah putih raksasa di wisata Air Terjun Panorama Tumpak Sewu dalam rangka memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-75 Bhayangkara pada Kamis (1/7).

Hadir dalam pengibaran bendera tersebut Kapolres Lumajang AKBP Eka Yekti Hananto Seno, Kasat Lantas AKP Bayu Halim Nugroho, Kasat Sabhara AKP Jauhar Ma'arif, tujuh orang profesional dari Dear Traveller Adventure Team yang dipimpin oleh Ernold (Komando 71) dan 81 orang personel Polres Lumajang.

"Hari ini kami melaksanakan pengibaran bendera raksasa merah putih yang berukuran 100 meter x 6 meter di tebing air terjun Panorama Tumpak Sewu di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo," kata AKBP Eka Yekti Hananto Seno di lokasi, Kamis.

Menurut dia, pengibaran bendera merah putih raksasa tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan Polres Lumajang pada Hari Bhayangkara. "Bertujuan untuk mempromosikan objek wisata di Kabupaten Lumajang dan juga dalam rangka memperingati HUT Ke-75 Polri," ujar Yekti.

Dia menjelaskan, nilai-nilai kepahlawanan dan nasionalisme harus ditularkan kepada generasi muda. Kegiatan itu juga sekaligus mengenalkan juga wisata alam yang luar biasa yang dimiliki oleh Kabupaten Lumajang yang kebetulan berbatasan juga dengan Kabupaten Malang.

"Air Terjun Panorama Tumpak Sewu bisa disebut Niagara-nya Indonesia karena keindahannya yang luar biasa," tutur Yekti.

Dia mengatakan, kegiatan pengibaran bendera di tebing air terjun tentunya banyak hambatan dan kendala karena intinya faktor alam karena lokasi di alam. Sehingga kendala angin, dan tekanan angin, tekanan air itu sangat mempengaruhi pengibaran bendera.

"Kemudian juga banyaknya semak, kontur tebing yang tidak lurus, jadi banyak sekali celah-celah. Itu menyulitkan kami dalam melakukan beberapa manuver pengibaran bendera merah putih di Tumpak Sewu," ujar Yekti.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement