Jatim Alami Deflasi 0,14 Persen Sepanjang Juni 2021
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Deflasi (ilustrasi) | Foto:
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mencatat terjadinya deflasi sebesar 0,14 sepanjang Juni 2021, yakni dari 105,77 menjadi 105,62. Adapun, tingkat inflasi tahun kalender Juni 2021 sebesar 0,89 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2021 terhadap Juni 2020) sebesar 1,19 persen.
Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan menyatakan, dari sebelas kelompok pengeluaran, tiga kelompok mengalami deflasi dan delapan kelompok lainnya mengalami inflasi. Kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi tertinggi yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,84 persen.
Kemudian diikuti kelompok transportasi sebesar 0,47 persen, dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,06 persen. "Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Juni 2021 antara lain angkutan udara, daging ayam ras, cabai rawit, cabai merah, ikan mujair, tarif kereta api, melon, pepaya, bawang merah, dan ayam hidup," ujar Dadang, Kamis (1/7).
Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,52 persen. Kemudiam diikuti kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,34 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,29 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,26 persen.
Adapun kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,16 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,11 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,05 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,02 persen.
Dadang melanjutkan, penghitungan angka inflasi di delapan kota IHK di Jatim selama Juni 2021 menunjukkan tujuh kota mengalami deflasi, dan satu kota mengalami inflasi. Kota yang mengalami deflasi tertinggi yaitu Sumenep sebesar 0,58 persen.
Kemudian diikuti Banyuwangi sebesar 0,30 persen, Madiun sebesar 0,21 persen, Surabaya dan Probolinggo sebesar 0,17 persen, serta Kediri dan Jember 0,10 persen. "Sedangkan kota yang mengalami inflasi yaitu Malang sebesar 0,08 persen," ujar Dadang.