Kamis 01 Jul 2021 14:41 WIB

Bazoga Buka Donasi untuk Pakan 850 Ekor Satwa

Saat ini, jumlah pakan diberikan adalah limit terendah yang maksimal bisa dilakukan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Seekor anak tapir (tapirus indicus) yang diberi nama Bona bersama induknya di Kebun Binatang Bandung, Jawa Barat.
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Seekor anak tapir (tapirus indicus) yang diberi nama Bona bersama induknya di Kebun Binatang Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kebun Binatang Bandung atau Bazoga melanjutkan penutupan mulai tanggal 1 Juli hingga tanggal 14 Juli 2021. Menurut Markom Bazoga, Sulhan Syafi'i, penutupan kembali dilakukan setelah ada Perwal Kota Bandung yang meminta Kebun Binatang Bandung atau objek wisata di Bandung tutup sejak tanggal 17 Juni hingga tanggal 30 juni. Lalu, dilanjutkan kembali hingga tanggal 14 Juli.

Hal ini, menurut Sulhan, memang membuat beberapa pengelola cukup menarik nafas. Begitu juga, Bazoga yang harus menyiapkan makanan untuk 850an ekor satwa. 

"Setiap hari kita harus memberi satwa makan dan juga perawatan kesehatan yang nilainya hampir sekitar Rp 300 jutaan perbulan. Artinya ini cukup menguras kantong tabungan perusahaan," ujar Sulhan yang akrab disapa Aan, kepada wartawan, Kamis (1/7).

"Kami setuju dengan langkah pemerintah dalam pengendalian virus Covid 19 karena Kota Bandung memang masih zona merah", imbuhnya.

Namun, kata Aan, dengan adanya penutupan ini, ia memohon bantuan dari segala pihak yang ingin menyumbangkan dana ataupun pakan langsung ke Kebun Binatang, bisa datang ke Jalan Taman Sari Kota Bandung. 

"Silakan, yang mau menyumbang bisa langsung mengantarkannya ke dapur Bazoga," katanya.

Aan mengatakan, makan yang akan  diterima pihahknya berupa daging sapi, daging ayam, buah-buahan, sayur-sayuran dan pakan satwa lainnya. 

"Permintaan atau sumbangan bagi satwa ini adalah yang kedua sejak ditutup pada periode Maret-Juni tahun 2020," katanya.

Menurut Aan, setelah lebaran memang ada penutupan selama 10 hari. Kemudian ditutup lagi pada tanggal 17 Juni hingga 30 Juni. Lalu, kemudian dilanjutkan lagi periode 1 Juli sampai 14 Juli 2021.

"Bila dihitung penutupan ketiga ini sampai 30 hari artinya memang selama 30 hari ini kami tidak ada pemasukan artinya 0 sama sekali sedangkan pengeluaran tetap berjalan untuk gaji karyawan, operasional dan juga pakan satwa," katanya.

Sebagai langkah awal, kata dia, Manajemen sedang melakukan pemotongan gaji kepada 84 karyawannya sebagai salah satu cara efisiensi. Karena, tidak mungkin mengurangi pakan bagi 850 ekor satwa yang ada.

"Karenanya manajemen dengan tangan terbuka bila ada yang pihak yang ingin membantu menyumbangkan pakan untuk satwa," katanya.

Penutupan ini, kata dia, memang membuat beberapa hal di kebun binatang harus di kaji ulang. Seperti, jumlah pakan yang sudah dilakukan beberapa kali, namun pada saat ini adalah limit terendah yang maksimal bisa dilakukan.

"Untuk pakan satwa sekarang adalah titik terendah pakan yang bisa diberikan kepada satwa. Karena bila ditekan lagi kemungkinan akan ada hal-hal atau dampak negatif bagi para satwa," katanya.

Semuanya, kata dia, sudah dikaji secara mendalam. Serta, dilakukan modifikasi pakan yang ujungnya adalah seperti yang ada pada saat ini.

"Bila dilakukan pengurangan lagi khawatir akan hal dampak negatif bagi satwa seperti sakit dan malnutrisi bagi satwa yang bersangkutan. Itu jangan terjadi karena kalau terjadi akan ada beberapa satwa yang bisa mati akibat kekurangan pakan," paparnya.

Pada penutupan periode pertama tahun 2020, kata dia, semua satwa selamat karena modifikasi yang dilakukan seperti yang ada pada saat ini.

"Faktor kesehatan juga harus dilihat dalam modifikasi pakan karena jangan sampai modifikasi atau pengurangan berdampak pada kesehatan satwa," tegas Sulhan. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement