REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan menemukan tengkorak yang tersembunyi di dasar sumur di wilayah timur laut China. Tengkorak yang tersembunyi selama lebih dari 80 tahun itu mungkin milik dari sebuah spesies manusia yang belum pernah diketahui. Ilmuwan menyebut spesies ini 'dragon man'.
Dilansir CNN, tengkorak yang ditemukan di Harbin China kemungkinan berusia antara 138.000 dan 309.000 tahun. Tengkorak ini dan menggabungkan fitur-fitur primitif, seperti hidung lebar dan alis rendah dan otak, dengan yang lebih mirip Untuk Homo sapiens, termasuk tulang pipi datar dan halus.
Hominin kuno, yang diperkirakan para peneliti adalah seorang pria berusia 50 tahun. Itu dideskripsikan memiliki wajah dengan tipe lebar, mata dan gigi yang besar. Bagian otak disebut serupa dengan manusia modern.
“Tengkorak di Harbin adalah fosil paling penting yang saya lihat dalam 50 tahun terakhir. Ini menunjukkan betapa pentingnya Asia Timur dan China dalam mecnceritakan kisah manusia,” ujar Chris Stringer, peneliti sekaligus pemimpin studi asal usul alam di Ibu Kota London, Inggris, dilansir CNN, Kamis (1/7).
Dalam ribuan tahun sejak Homo sapiens pertama kali muncul di Afrika sekitar 300.000 tahun yang lalu, ada juga manusia purba Neanderthal, Denisovan, ‘Hobbit’ Homo Floresiensis, Homo Luzonensis dan Homo Naledi, serta beberapa hominin kuno lainnya. Dari sana, mereka menghasilkan keturunan.
Pengumuman penemuan manusia yang disebut sebagai 'dragon man' ini datang sehari setelah peneliti grup yang berbeda menerbitkan sebuah makalah dalam jurnal Science pada fosil yang ditemukan di Israel, yang mereka katakan dapat mewakili tipe baru manusia baru.
"Ini adalah cerita yang rumit, tetapi apa yang kami pelajari adalah bahwa interaksi antara spesies manusia yang berbeda di masa lalu jauh lebih berbelit-belit daripada yang kami hargai sebelumnya," jelas Rolf Quam, seorang profesor antropologi di Universitas Binghamton dan rekan penulis studi tersebut.
Apa yang disebut sebagai 'dragon man' mungkin berasal dari garis keturunan yang terdekat. Ukurannya yang besar dan di mana fosil itu ditemukan, di salah satu tempat terdingin di China. Bisa berarti spesies itu telah beradaptasi dengan lingkungan yang keras.
Rekan penulis Xijun Ni, seorang profesor riset di Chinese Academy of Sciences dan wakil direktur di Laboratory of Vertebrate Evolution and Human Origins menhatakan sangat masuk akal bahwa 'dragon man' bisa menjadi perwakilan dari Denisovans. Denisovans merupakan, populasi manusia yang kurang dikenal dan penuh teka-teki yang belum secara resmi diklasifikasikan sebagai spesies hominin menurut aturan taksonomi.
Mereka diberi nama setelah gua Siberia di mana satu-satunya fragmen tulang Denisovan definitif telah ditemukan, tetapi bukti genetik dari DNA manusia modern menunjukkan bahwa mereka pernah hidup di seluruh Asia.