Kamis 01 Jul 2021 16:37 WIB

Kasus Positif Covid-19 di Bogor Capai 300 Orang per Hari

Penyebaran Covid-19 Bogor saat ini sudah memasuki kondisi darurat.

Kasus positif Covid-19 di Bogor capai 300 orang per hari.
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Kasus positif Covid-19 di Bogor capai 300 orang per hari.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wakil Wali Kota Bogor, Jawa Barat, Dedie A Rachim menyebutkan, penyebaran COVID-19 Bogor saat ini sudah memasuki kondisi darurat. Hal ini menyebabkan perlunya penanganan yang lebih ketat untuk menekan kasus positif virus corona.

"Kasus positif COVID-19 di Kota Bogor meningkat tajam dalam dua pekan terakhir. Rata-rata tambah sekitar 300 kasus positif per hari," kata Dedie A Rachim di Bogor, Kamis (1/7).

Baca Juga

Menurut Dedie, warga Kota Bogor yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan masih sakit sampai Kamis hari ini ada sebanyak 3.705 kasus. Sedangkan ketersediaan tempat tidur untuk pasien positif COVID-19 di 21 rumah sakit rujukan ada 891 tempat tidur.

"Dari jumlah tersebut, tempat tidur yang diisi warga Kota Bogor hanya separuhnya yakni sekitar 50 persen, sedangkan separuhnya lagi diisi oleh warga dari luar Kota Bogor. Itu artinya, ada sekitar 3.000 warga Kota Bogor yang menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing," katanya.

Menurut dia, ada juga warga Kota Bogor yang terpapar COVID-19, keluarganya mencari rumah sakit di luar Kota Bogor. "Mobilitas warga yang keluar Kota Bogor menjadi rumah sakit ini juga perlu diawasi, karena ada resiko tertular COVID-19," katanya.

Dedie mengingatkan, semua jajaran di wilayah Kota Bogor, mulai dari kecamatan, kelurahan, lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM), sampai karang taruna, agar turut membantu melakukan pendataan warga yang lebih akurat di lingkungannya masing-masing. Pendataan itu meliputi, lokasi warga yang terpapar, berapa banyak orang yang menjadi kontak erat, serta segera melakukan konsolidasi dengan Puskesmas, lurah atau camat.

Dedie menegaskan, semua jajaran di wilayah Kota Bogor harus bisa memastikan bahwa warga yang terpapar COVID-19 dan menjalani isolasi mandiri di rumah juga mendapat perhatian dari fasilitas kesehatan setempat, seperti dari Puskesmas.

"Paling tidak mendapat obat yang standar, itu penting. Jadi, kalaupun rumah sakit di Kota Bogor tidak mampumenampung semua kasus aktif COVID-19 yang membutuhkan perawatan, tapi agar ada visitasi ke rumah," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement