Kamis 01 Jul 2021 21:02 WIB

200 Warga di Satu Kelurahan di Cirebon Positif Covid-19

Sebuah gedung Sekolah Dasar (SD) akan digunakan sebagai lokasi isolasi mandiri.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Mas Alamil Huda
Pemerintah Kota Cirebon tak lagi memperjanjang kerja sama dengan Hotel Langensari sebagai tempat isolasi mandiri pasien Covid-19 (ilustrasi).
Foto: www.cirebonkota.go.id
Pemerintah Kota Cirebon tak lagi memperjanjang kerja sama dengan Hotel Langensari sebagai tempat isolasi mandiri pasien Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sebuah gedung Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, akan digunakan sebagai lokasi isolasi mandiri (isoman). Pasalnya, ratusan warga di daerah tersebut dinyatakan positif Covid-19.

Camat Harjamukti, Rd Yuki Maulana, menyebutkan, berdasarkan dashboard Covid-19 Kota Cirebon, angka penderita Covid-19 di Kecamatan Harjamukti mencapai 247 orang. ''Sudah ada laporan dari Puskesmas Kalijaga, jumlah warga yang terpapar Covid-19 di Kelurahan Kalijaga mencapai 200 orang lebih,'' kata Yuki, Kamis (1/7). 

Dari jumlah itu, sekitar 150 orang melakukan isolasi mandiri di rumah. Sedangkan 50 orang lainnya dirawat di rumah sakit karena memiliki gejala. Yuki mengungkapkan, banyaknya warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu menimbulkan kekhawatiran. Pasalnya, tidak semua rumah warga memenuhi syarat untuk menjadi lokasi isoman.

Untuk itu, paguyuban RW di Kecamatan Harjamukti akhirnya sepakat menjadikan gedung SD di lingkungan mereka sebagai lokasi isoman bagi warga. ''Gedung SD kan saat ini belum digunakan untuk pembelajaran tatap muka,'' kata Yuki.

Yuki bersyukur, paguyuban RW di wilayahnya kompak dalam menghadapi kondisi saat ini. Dia berharap, lokasi isolasi mandiri itu bisa digunakan mulai besok. ''Saat ini masih kita petakan. Mudah-mudahan besok sudah bisa action,'' tukas Yuki. 

Namun, warga yang menjalani isolasi mandiri di gedung SD itu hanya yang berstatus orang tanpa gejala (OTG) dan rumahnya tidak memungkinkan untuk digunakan tempat isolasi mandiri.

Sementara itu, Sekda Kota Cirebon, Agus Mulyadi, menerangkan, dari hasil peninjauan, ada satu gedung SD yang dinilai tepat untuk menjadi lokasi isoman bagi warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan status OTG. Yakni, SD Ciremai Giri. ''Kapasitasnya sekitar 120 orang,'' terang Agus.

Agus mengakui, sarana dan prasarana yang ada di bangunan SD tersebut terbatas. Namun, Pemkot Cirebon akan mendukung dengan WC portable, fasilitas kesehatan, obat-obatan dan vitamin. 

Sedangkan yang melakukan pengawasan para pasien yang menjalani isoman adalah nakes dari sejumlah puskesmas di tiap kelurahan secara bergantian. ''Peran serta masyarakat sangat penting sehingga lokasi isoman ini bisa dioperasikan,'' kata Agus.

Agus menambahkan, dioperasikannya isoman terpusat di satu kecamatan itu akan mempermudah pengawasan warga yang terpapar Covid-19 dalam melakukan isoman. Diharapkan, hal itu bisa mencegah penularan Covid-19 kepada warga lainnya. 

Sementara itu, Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis, mengungkapkan kondisi yang terjadi saat ini benar-benar mengejutkan. Dimana angka positif Covid-19 di satu kelurahan bisa mencapai 200 orang. 

''Walaupun ini tidak terjadi satu hari dan merupakan akumulasi,'' cetus Azis, saat meninjau Kecamatan Harjamukti, Kamis (1/7).

Azis mengungkapkan, meski kasus Covid-19 mengalami kenaikan, namun dia bersyukur pihak kecamatan telah menemukan cara untuk melakukan isolasi warganya. ''Yaitu dengan menggunakan bangunan sekolah yang memang belum digunakan untuk pertemuan tatap muka (PTM),'' ungkap Azis.

Azis mengungkapkan, dikumpulkannya warga yang melakukan isolasi mandiri di satu titik akan mempermudah tenaga kesehatan melakukan pengawasan. Apalagi, saat ini banyak tenaga kesehatan (nakes) yang sudah terpapar Covid-19. ''Dalam penanganan Covid-19, kita perlu menggunakan strategi,'' cetus Azis. 

Adapun strategi itu adalah dengan tidak mencampur pasien yang bergejala, baik sedang maupun berat dengan pasien tanpa gejala. Bagi pasien yang bergejala, bisa ditangani tenaga medis untuk mempercepat kesembuhan mereka.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement