REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak, membeberkan hal apa saja yang dibahas oleh Prabowo Subianto dengan Direktur Jenderal WHO, Tedros A Ghebreyesus. Salah satunya, rencana Indonesia untuk memperkuat kapasitas dalam mendeteksi dan menangkal tantangan keamanan kesehatan di masa depan.
"Indonesia berencana membangun Center of Excellence di bidang keamanan kesehatan di tingkat provinsi," ujar Dahnil kepada wartawan, Kamis (1/7).
Dia mengatakan, inisiatif itu nantinya akan memperkuat kapasitas Indonesia dalam mendeteksi dan menangkal tantangan keamanan kesehatan di masa yang akan datang. Selain itu, kata dia, Prabowo pun menyampaikan Indonesia akan terus memperkuat 110 rumah sakit (RS) militer di seluruh Indonesia untuk penanganan pandemi.
"Agenda kolaborasi sipil-militer dalam penanganan tantangan kesehatan di masa yang akan datang sangat penting," kata dia.
Karena itu, kata Dahnil, Prabowo terus menginisiasi upaya-upaya penguatan center of excellence. Salah satu contohnya di Universitas Pertahanan, yakni untuk memperkuat riset dan calon-calon dokter militer dan ahli-ahli biologi militer yang bisa menjadi kekuatan pertahanan kesehatan di masa yang akan datang.
"Termasuk mendukung riset-riset penting bidang kesehatan yang dilakukan oleh dokter-dokter militer di RS-RS militer," kata Dahnil.
Prabowo bertemu dengan Dirjen WHO, Tedros A Ghebreyesus, di Kantor Pusat WHO, Jenewa, Swiss, pada Rabu (30/6) lalu. Menhan dan Dirjen WHO membahas beberapa agenda terkait penanganan pandemi Covid-19 dan isu keamanan kesehatan lainnya.
"Menhan mengapresiasi WHO atas pengembangan Covid-19 Partners Platform sebagai wadah yang memfasilitasi koordinasi antar negara dan mitra untuk penanganan Covid-19," kata Dahnil.
Selain itu, hal lain yang juga dibahas Menhan adalah upaya meningkatkan kapasitas Indonesia terkait keamanan kesehatan. Menurut dia, peningkatan kapasitas itu khususnya peran Kementerian Pertahanan dan sumber daya pertahanan dalam menghadapi pandemi saat ini dan kesiapsiagaan Indonesia menghadapi kedaruratan kesehatan di masa yang akan datang.