REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Travelport merilis survei independen yang mengukur tingkat kepercayaan konsumen Indonesia terhadap industri wisata. Survei mengungkap ada tiga faktor utama yang memengaruhi kepercayaan para pengguna jasa wisata di Indonesia.
Faktor tersebut, antara lain langkah keamanan dan perlindungan kesehatan terhadap Covid-19, transparansi harga, dan kredibilitas informasi. Kepercayaan pada agen dan penyedia jasa travel pun dinilai berpengaruh pada pemulihan industri wisata lokal.
Presiden Direktur Galileo Indonesia Perdana, Raymond Setokusumo, selaku mitra resmi Travelport di Indonesia menyampaikan, secara umum ada 67 persen pengguna jasa travel yang masih memiliki kepercayaan terhadap industri travel. Hasil survei juga mengungkapkan sejumlah isu penting bagi pengguna jasa travel.
"Oleh karena itu, industri travel harus menggunakan kepercayaan yang telah diberikan dengan berusaha menjawab kebutuhan-kebutuhan konsumen tersebut, dan mempercepat pemulihan industri," kata Raymond lewat siaran pers di Jakarta, Jumat (2/7).
Survei daring mencakup 11 ribu penguna jasa perjalanan di 10 negara, termasuk 1.000 responden di Indonesia. Pelaksanaannya dilakukan oleh Edelman Data & Intelligence (DxI), lembaga riset dan analisis yang menjadi bagian dari Edelman, dengan pengalaman selama lebih dari 20 tahun.
Hasil survei menunjukkan kepercayaan adalah faktor yang memengaruhi perilaku pembelian pengguna jasa travel di Indonesia. Sejak merebaknya pandemi Covid-19, 54 persen pengguna jasa travel di Indonesia mengutamakan faktor kepercayaan dibandingkan faktor lain.
Faktor trust itu utamanya saat memilih penyedia jasa travel, seperti maskapai penerbangan. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan responden di negara-negara lain yang termasuk dalam penelitian. Jika dibandingkan, angkanya di tingkat global sebesar 46 persen.
Para pengguna jasa travel di Indonesia juga menyatakan faktor kepercayaan mendorong mereka mempertimbangkan hal lain. Misalnya, pembelian beragam penawaran jasa travel (69 persen), menambah paket yang telah dibeli (66 persen), dan membeli penawaran yang tidak terkait travel seperti kartu kredit (51 persen).