Jumat 02 Jul 2021 17:05 WIB

Amerika Tuduh Turki Gunakan Tentara Anak di Suriah dan Libya

AS masukkan Turki ke daftar negara yang terlibat dalam penggunaan tentara anak

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi tentara anak.
Foto: Yemen Times
Ilustrasi tentara anak.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) memasukkan Turki ke daftar negara yang terlibat dalam penggunaan tentara anak selama setahun terakhir, Kamis (1/7). Ini membuat Amerika menempatkan sekutu NATO-nya untuk pertama kalinya dalam daftar tersebut dan memperumit situasi hubungan antara Ankara dan Washington.

Dilansir Al Arabiya, Departemen Luar Negeri AS menetapkan Turki dalam Trafficking in Persons (TIP) 2021 yang menyebutkan bahwa Turki memberikan “dukungan nyata” kepada divisi Sultan Murad di Suriah. Sebuah faksi oposisi Suriah yang telah lama didukung oleh Ankara dan sebuah kelompok yang menurut Washington menggunakan tentara anak.

Baca Juga

Dalam panggilan singkat dengan wartawan, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri juga merujuk pada penggunaan tentara anak di Libya. Namun Amerika berharap untuk bekerja dengan Ankara dalam masalah ini untuk mengatasinya.

"Terkait dengan Turki khususnya ini adalah pertama kali negara anggota NATO terdaftar dalam daftar tindakan pencegahan tentara anak. Sebagai pemimpin regional dan anggota NATO yang disegani, Turki memiliki kesempatan untuk mengatasi masalah ini, perekrutan dan penggunaan tentara anak di Suriah dan Libya,” katanya.

Turki telah melakukan tiga operasi lintas perbatasan di Suriah melawan ISIS, serta milisi Kurdi yang didukung AS. Turki juga telah sering menggunakan faksi pejuang Suriah bersenjata di atas pasukannya sendiri.

Beberapa dari kelompok-kelompok ini telah dituduh oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa tanpa pandang bulu menyerang warga sipil dan melakukan penculikan dan penjarahan. PBB telah meminta Ankara untuk mengendalikan pemberontak Suriah ini sementara Turki menolak tuduhan itu, menyebut mereka tidak berdasar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement