Jumat 02 Jul 2021 19:03 WIB

Surabaya Produksi Peti Mati, Wali Kota Harap tidak Terpakai

Produksi peti mati di belakang Balai Kota Surabaya akan dilakukan dalam jumlah besar

Rep: Dadang Kurnia/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pekerja menyelesaikan pembuatan peti jenazah COVID-19 di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (21/1/2021). Perajin tersebut mengirim sedikitnya 12 peti mati untuk salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 di Surabaya dan dapat menyelesaikan sekitar 30 peti dalam sehari.
Foto: Zabur Karuru/ANTARA
Pekerja menyelesaikan pembuatan peti jenazah COVID-19 di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (21/1/2021). Perajin tersebut mengirim sedikitnya 12 peti mati untuk salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 di Surabaya dan dapat menyelesaikan sekitar 30 peti dalam sehari.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya memproduksi peti mati sebagai langkah antisipasi bilamana terjadi lonjakan kematian akibat Covid-19. Meski demikian, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berharap peti mati yang diproduksi jajarannya tersebut tidak sampai dipakai. Eri menegaskan, dia sangat tidak berharap pamdemi Covid-19 memakan banyak korban di Kota Pahlawan.

“Pemkot memang membuat sendiri peti matinya, sehingga nanti ketika ada yang dikirim untuk pemulasaran di Keputih, terus kita mandikan dan masukkan dalam petinya, lalu kita makamkan,” kata Eri di Surabaya, Jumat (2/7).

Eri menjelaskan, produksi peti mati yang dilakukan di belakang Balai Kota Surabaya akan dilakukan dalam jumlah besar. Produksi peti mati tersebut digarap Dinas PU Bina Marga dan Pematusan dan juga Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya, dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR).

“Tapi saya tetap berharap peti ini tidak ada yang terpakai nanti. Malah saya berharap terus berkurang korban Covid-19 di Surabaya,” ujar dia.

Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara menjelaskan, Pemkot Surabaya mendirikan tenda sebagai tempat pembuatan peti mati di depan kantor Pengelolaan Bangunan dan Tanah. Ada sekitar 150 orang petugas yang bekerja membuat peti mati tersebut.“Jadi, yang sudah selesai langsung dibawa ke Keputih. Karena di sana juga menjadi tempat pemulasaran jenazah,” kata dia.

Febri menjelaskan, peti mati dibuat lebih banyak karena memang selama Juni 2021, jumlah permintaan peti untuk pemakaman yang menggunakan protokol kesehatan terus meningkat. Data hingga 27 Juni 2021, ada sebanyak 490 pemakaman yang menggunakan protokol kesehatan.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement