REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Ketika banyak profesi yang telah terlupakan atau mengambil bentuk baru di masa sekarang, ada juga banyak cabang ilmu yang terlupakan atau diubah secara radikal dalam sains dan seni. Ilmu Kiyafet dan Ilmu Sima adalah di antara cabang yang terlupakan dalam budaya Turki.
Ilmu Kiyafet menggabungkan kata Turki "ilmi", yang berarti sains, dan "Kiyafet" yang berarti pakaian atau penampilan dalam bahasa Turki modern. Ini adalah ilmu untuk membuat kesimpulan tentang karakter dan kebiasaan orang berdasarkan penampilan luar mereka, yaitu tubuh mereka.
Ilmu Kiyafet menunjukkan bahwa orang-orang kuno sangat mementingkan hubungan antara temperamen dan karakter seseorang, dan tubuhnya. Ini menghasilkan cabang ilmu yang sangat mengakar di dalam budaya Turki.
Penyair Turki juga menulis puisi tentang sains yang dikenal sebagai Kiyafetname. Makna di balik penampilan orang, ekspresi wajah, garis tangan—yakni hubungan zahir (luar) dan batin (dalam), itu selalu menjadi pokok bahasan puisi-puisi ini.
Ilmu Sima juga merupakan seni membaca wajah yang dikenal sebagai fisiognomi saat ini. Rumor mengatakan bahwa seni membaca wajah, seperti banyak hal lainnya, berasal dari China.
Pada 3000 SM, dokter Tiongkok, yang dilarang menyentuh wanita, memperoleh kemampuan untuk mendiagnosis penyakit dengan melihat dari jauh. Mereka menemukan bahwa ada hubungan antara penampilan dan ekspresi wajah seseorang dengan kesehatan dan karakter mereka.