REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Zubairi Djoerban, mengingatkan kepada masyarakat agar berhati-hati terhadap pemakaian obat Covid-19 tanpa pengawasan medis memadai.
Jangan mudah percaya terhadap informasi yang sumbernya tidak terpercaya. "Ingat. Virus lain yang juga berbahaya adalah infodemik. Penyebaran pesan yang belum valid, dikemas meyakinkan, sehingga banyak yang percaya. Termasuk testimoni pemakaian obat tanpa pengawasan medis memadai. Harap hati-hati. Carilah info dari sumber yang dipercaya," katanya dalam cuitan di akun Twitter miliknya, Jumat (2/7).
Kemudian, dia melanjutkan tidak terkejut dengan jumlah kasus Covid-19 yang melonjak atau rekor kematian yang tercipta pada (1/7) sebanyak 504 jiwa. "Ini tak terelakkan dan sudah dibahas jauh-jauh hari. Saya harap tidak ada rekor-rekor lanjutan dengan berlakunya PPKM Darurat," kata dia.
Sebelumnya diketahui, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengklaim, sebanyak 15 negara menekan kasus Covid-19 karena menggunakan obat Ivermectin.
Di Indonesia, izin edar Ivermectin sebagai obat cacing. Namun, oleh sejumlah pejabat negara seperti Moeldoko dan Menteri BUMN Erick Thohir, Ivermectin disebut sebagai obat terapi penyembuhan Covid-19.
"Tercatat 15 negara sudah berhasil melawan Covid-19 dengan menggunakan Ivermectin. Peru, Meksiko, Slovakia adalah negara yang turut berhasil menekan jumlah penderita Covid-19 dengan penggunaan Ivermectin," kata Moeldoko dalam sebuah diskusi daring, Senin (28/6).