Ahad 04 Jul 2021 06:07 WIB

Studi: Anak-Anak tak Boleh Dipaksa Gunakan Masker

Kadar karbon dioksida capai level tak aman setelah tiga menit anak memakai masker.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Pelajar International American School di Barcelona, Spanyol tampak mengenakan masker saat ke sekolah, September 2020. Peneliti mengingatkan, anak-anak sebaiknya tak dipaksa mengenakan masker.
Foto: EPA
Pelajar International American School di Barcelona, Spanyol tampak mengenakan masker saat ke sekolah, September 2020. Peneliti mengingatkan, anak-anak sebaiknya tak dipaksa mengenakan masker.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari Polandia, Jerman, dan Austria menunjukkan bahwa anak-anak tidak boleh dipaksa menggunakan masker. Lewat publikasi di JAMA Network, mereka mengingatkan bahwa tingkat karbon dioksida yang tidak aman tercapai setelah tiga menit anak memakai masker.

Analisis studi dilakukan dengan melibatkan 45 anak dengan rentang usia enam hingga 17 tahun. Namun, kebanyakan anak yang terlibat berusia 10 tahun.

Baca Juga

Para peneliti dalam studi menyebutkan, udara terbuka terdiri dari sekitar 0,04 persen karbon dioksida berdasarkan volume. Sementara itu, Kantor Lingkungan Federal Jerman membatasi volume karbon dioksida yang dapat diterima di ruangan tertutup pada 0,2 persen (2.000 ppm). 

Untuk melakukan penelitian, tim pertama-tama mengukur kadar karbon dioksida awal tanpa masker selama tiga menit. Untuk setiap masker, tim mengukur karbon dioksida di udara yang dihirup maupun diembuskan selama tiga menit.

Selain itu, dipantau pula kandungan karbon dioksida selama tiga menit inhalasi saja dan kandungan karbon dioksida selama tiga menit pernapasan saja. Hasil menunjukkan tingkat karbon dioksida melebihi tingkat yang dapat diterima setelah tiga menit dengan faktor di antaranya adalah rata-rata berkisar antara 13.120 dan 13.910 bagian per juta (ppm) di udara yang dihirup di balik masker bedah dan filter facepiece 2 (FFP2).

"Anak-anak yang paling muda memiliki nilai tertinggi, dengan tingkat karbon dioksida satu anak berusia tujuh tahun diukur pada 25.000 ppm," tulis para peneliti, mencatat anak-anak memakai masker di sekolah rata-rata sekitar 270 menit atau 4,5 jam, seperti dilansir Fox News, Sabtu (3/7).

Meski demikian, studi memiliki keterbatasan, seperti sifat jangka pendek dalam pengaturan seperti laboratorium, dan kemungkinan anak-anak mungkin khawatir saat sedang belajar. Para peneliti mengutip temuan terpisah dari beberapa keluhan terkait pemakaian masker di antara lebih dari 25 ribu anak-anak, yang diperoleh melalui pendaftaran daring di University of Witten/Herdecke.

Beberapa keluhan umum yang disampaikan oleh orang tua atas nama anak mereka antara lain mudah marah (60 persen), sakit kepala (53 persen), dan sulit berkonsentrasi (50 persen). Sementara para peneliti tidak dapat menemukan hubungan sebab-akibat antara penggunaan masker dan keluhan karena keterbatasan penelitian, namun ini dikatakan dapat dipahami sebagai konsekuensi dari peningkatan kadar karbon dioksida di udara yang dihirup anak-anak.

"Ini karena volume ruang tertutup masker, yang mengumpulkan karbon dioksida yang dihembuskan dengan cepat setelah waktu yang singkat. Karbon dioksida bercampur dengan udara segar dan meningkatkan kandungan karbon dioksida dari udara yang dihirup di bawah masker," jelas para peneliti dalam studi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement