Ahad 04 Jul 2021 04:45 WIB

Media Asing Soroti Lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia

Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia membuat tenaga kesehatan kelimpungan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi virus corona.
Foto: Pixabay
Ilustrasi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka covid-19 Covid-19 di Indonesia terus meroket dalam beberapa hari terakhir dan mencatatkan rekor baru kasus harian Covid-19. Pada Sabtu (3/7), Pemerintah Indonesia akhirnya melakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM Darurat) untuk Pulau Jawa dan Bali.

Sejumlah media asing turut menyoroti kebijakan pemerintah Indonesia tersebut dan rekor penambahan kasus Covid-19 dalam sehari di Indonesia. Pada Jumat (2/7) kemarin, kasus harian covid-19 bertambah menjadi 25 ribu dan 539 kematian. Sementara pada Sabtu mencapai lebih dari 27 ribu.

Baca Juga

Medis Singapura, Channelnewsasia melaporkan, beban kasus harian Indonesia meningkat lebih dari empat kali lipat dalam waktu kurang dari sebulan. Total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 2,2 juta dan 59.534 pasien meninggal dunia. “Pembatasan yang lebih ketat datang terlambat,” kata warga Jakarta Maya Puspita Sari.

Channelnewsasia menilai, krisis telah mendorong sistem perawatan kesehatan Indonesia ke jurang kehancuran, sehingga tenda darurat didirikan di luar fasilitas medis. Koridor rumah sakit dipenuhi dengan orang sakit, dan pasien yang terinfeksi telah ditolak dari rumah sakit karena tidak mampu menampung lagi.

Varian virus Delta yang sangat menular, pertama kali diidentifikasi di India dan sekarang hadir di setidaknya 85 negara. Varian baru ini telah mendorong gelombang baru-baru ini, terhitung lebih dari 80 persen kasus baru di beberapa daerah.

Pada hari pertama diberlakukannya PPKM, jalan-jalan di Jakarta sebagian besar sepi. Kebijakan yang diumumkan oleh Presiden Joko Widodo ini akan berlangsung hingga 20 Juli dengan harapan bisa menekan angka kasus harian Covid-19.

Media asing lainnya, thegreaterindia juga mewartakan bahwa Indonesia memberlakukan PPKM di Jawa dan di Bali. Karena, negara asia Tenggara ini bergulat dengan gelombang infeksi virus corona yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kementerian Kesehatan RI telah menyatakan bahwa varian Delta dari Covid-19 telah mendorong gelombang terbaru dan menyumbang lebih dari 80 persen kasus baru di beberapa daerah. "(Melonjak) itu terutama karena varian Delta," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Jumat (2/7).

“Itu ada di setiap negara, tidak ada yang aman,” jelasnya. .

Sementara itu, media Inggris, the Guardian menyoroti tentang Indonesia yang telah berulang kali mengumumkan rekor kasus selama dua pekan terakhir. Pada Kamis (1/7), Indonesia mencatat rekor tertinggi baru, yaitu 24.836 kasus baru dan 504 kematian. Pakar kesehatan percaya penyebaran varian Delta dan perjalanan selama liburan Idul Fitri Juni 2021 lalu telah mendorong lonjakan kasus Covid-19.

Menurut the Guardians, setiap hari media sosial dibanjiri permohonan dari orang-orang yang berusaha mencari kamar rumah sakit, transfusi darah, atau tabung oksigen untuk orang yang mereka cintai.

Misalnya, Eva Sri Rahayu bersama keluarganya di Bandung, Jawa Barat, menggunakan grup WhatsApp dan media sosial untuk mencari pendonor darah AB untuk adiknya. Dia meninggal sebelum mereka berhasil menemukan bantuan.

Eva kehilangan dua kakak laki-lakinya dalam dua hari karena Covid. Dia sekarang berjuang melawan virus itu sendiri, mengasingkan diri di rumahnya dan dirawat oleh suaminya.

“Saya merasa hancur. Saya kehilangan mereka hanya dalam dua hari. Saya ingin berduka dan menangis sebanyak yang saya butuhkan, tetapi saya tahu saya harus memikirkan kesehatan saya. Saya harus menjaga diri saya sendiri, untuk keluarga saya,” kata Eva.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement