REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dekan FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Ova Emilia mengatakan, penyandang disabilitas beresiko tinggi terpapar covid. Sebab, ada kesulitan pemberlakuan jaga jarak karena aktivitas mereka membutuhkan bantuan orang lain.
Ia turut berpendapat, selama ini mereka menjadi kelompok yang masih sulit untuk mengakses informasi dan layanan kesehatan dengan baik. Kurangnya mitigasi dan kendala akses pelayanan kesehatan membuat mereka rentan terpapar virus corona.
"Sebuah keniscayaan kalau para penyandang disabilitas menjadi kelompok prioritas pemberian vaksin," kata Ova dalam webinar Vaksin untuk Disabilitas yang diadakan Pusat Kedokteran Tropis FKKMK UGM dan Kagama, Jumat (2/7).
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan DIY, Yuli Kusumastuti Putri menuturkan, DIY sendiri telah melaksanakan vaksinasi bagi penyandang disabilitas pada pertengahan Juni lalu di GOR UNY. Sekitar 300 warga ikuti vaksinasi tersebut.
Ia menekankan, pengalaman dalam program vaksinasi untuk kelompok disabilitas yang telah dilaksanakan di DIY memang diperlukan lokasi yang lebih luas dan lapang. Sehingga, memudahkan pelaksanaan pelayanan bagi warga disabilitas.
Selain itu, Yuli mengingatkan, diperlukan tenaga pendamping untuk mendampingi warga disabilitas yang hendak menerima vaksinasi. Serta, tersedianya sarana seperti kursi roda yang lebih banyak demi kelancaran pelayanan disabilitas.
"Yang tidak kalah penting perlunya akses transportasi bagi penyandang disabilitas," ujar Yuli.