REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi meresmikan pangkalan angkatan laut pada Sabtu (3/7), di perbatasan Libya. Pangkalan angkatan laut itu dibangun 135 kilometer dari perbatasan dengan Libya.
Dilansir dari reuters, Ahad (4/7), Mesir mengatakan, pangkalan itu akan membantu melindungi kepentingan strategis dan ekonomi. Selai itu, pangkalan tersebut untuk meningkatkan kehadiran angkatan lautnya di Mediterania dan Laut Merah.
Pada peresmian pangkalan angkatan laut, dua kapal induk helikopter Mistral yang diperoleh dari Prancis dipajang di samping kapal selam buatan Jerman serta dua fregat Italia kelas FREMM yang baru saja dikirim. Pasukan angkatan laut melakukan latihan yang mencakup penembakan roket, lompatan parasut, dan pendaratan amfibi saat Sisi dan tamunya melihat dari jembatan salah satu Mistral.
Pangkalan angkatan laut tersebut diberi nama Pangkala 3 Juli. Nama ini menandai hari ketika Sisi memimpin penggulingan presiden Ikhwanul Muslimin Mohamed Morsi pada 3 Juli 2013. Pangkalan angkatan maut memiliki luas lebih dari 10 km persegi, dan memiliki dermaga seluas 1.000 meter dengan kedalaman air 14 meter. Pangkalan ini juga memiliki dermaga untuk pengiriman komersial.
Perbatasan timur telah menjadi masalah keamanan utama bagi Mesir ketika Libya mengalami kekacauan setelah 2011. Mesir dan Uni Emirat Arab mendukung komandan Khalifa Haftar yang berbasis di timur dalam konflik sipil yang berkembang di Libya setelah 2014. Tetapi Kairo semakin memberikan dukungannya, di belakang upaya politik yang dipimpin PBB untuk menyatukan kembali negara tersebut.
Mesir juga mengalami ketegangan dengan Turki atas hak maritim di Mediterania timur yang kaya gas. Namun, tahun ini Kairo dan Ankara telah mengambil langkah hati-hati untuk memperbaiki hubungan.