REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mendorong kader PKK se-Jabar untuk turun tangan menangani pandemi Covid-19. Salah satunya dengan menjadi tim pelacak Covid-19. Satu kader PKK bertugas di satu Rukun Tangga (RT). Menurut Ridwan Kamil, tugas kader PKK sebagai tim pelacak Covid-19 yakni mencari warga yang memiliki gejala Covid-19 atau mempunyai riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19.
"Saya titip tugas teknis ini semoga kader PKK bisa menyambut tugas mulia ini," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil akhir pekan ini.
Emil mengatakan, kader PKK dapat melacak warga yang berpotensi terpapar Covid-19 melalui sambungan telepon. Selain melacak, kader PKK juga harus memotivasi warga agar mau menjalani tes Covid-19.
Jika warga tersebut positif Covid-19, kata dia, kader PKK mesti mengarahkan warga tersebut untuk menjalani isolasi mandiri, baik di rumah maupun ruang isolasi yang ada di desa atau kelurahan. "Tugasnya hanya dua, menelepon yang terduga karena kontak erat dan memotivasi agar mau dites," katanya.
Pelacakan, kata dia, dilakukan untuk mendeteksi dini warga yang terpapar Covid-19. Deteksi dini dilakukan agar pasien Covid-19 mendapatkan penanganan lebih cepat dan mencegah kegawatan. "Negara memanggil Anda semua untuk berperan bela negara melawan Covid-19 hanya dengan modal menelepon mencari potensi yang sakit," katanya.
Menurut Emil, pihaknya membutuhkan sekitar 100 ribu kader PKK di 27 kabupaten/kota untuk menjadi tim pelacak Covid-19 di seluruh RT di Jabar yang mencapai 100 ribu RT. "Saya butuh hampir 100 ribu pelacak Covid-19 dari kader PKK. Di setiap RT satu orang karena jumlah RT di Jabar ada 100 ribu lebih," katanya. "Kita ingin tren turun dan terkendali karena berhasil menemukan orang yang terpapar Covid-19 oleh relawan PKK," imbuhnya.
Selain itu, Emil mengapresiasi kontribusi TP-PKK se-Jabar yang berhasil menurunkan angka kasus stunting, dari 30 persen menjadi 26 persen. "Saya apresiasi peran TP PKK dalam menurunkan stunting, dulu 30 persen sekarang jadi 26 persen," katanya.
Angka perkawinan anak di Jabar juga berhasil ditekan dari 21 ribu per tahun kini menjadi 9.000 perkawinan anak. Namun, Emil juga menyoroti angka perceraian yang masih tinggi yaitu 37 ribu kasus. Hal ini disinyalir kurang kuatnya fondasi pernikahan yang diharapkan dapat diperkuat oleh kader PKK. "Maka nasihat-nasihat atau penguatan dari PKK jadi sangat penting," ucapnya.