Senin 05 Jul 2021 00:46 WIB

Tak Wajib, Pakai Masker di Inggris akan Jadi Pilihan Pribadi

Inggris mempertimbangkan mencabut pembatasan sosial Covid-19

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Pembeli di Oxford Street, London Pusat, Inggris, ilustrasi
Foto: EPA-EFE/WILL OLIVER
Pembeli di Oxford Street, London Pusat, Inggris, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Perumahan Inggris Robert Jenrick mengatakan pemakaian masker akan menjadi pilihan pribadi. Ia menambahkan data yang akan menentukan apakah peraturan pembatasan sosial dapat dicabut bulan ini tampak 'sangat positif'.  

"Akan menjadi periode yang berbeda di mana kita sebagai warga membuat penilaian ini dibandingkan pemerintah yang memberitahu apa yang harus dilakukan," kata Jenrick pada Sky News, Ahad (4/7).

Baca Juga

Berdasarkan peta jalan pemerintah peraturan pembatasan sosial Covid-19 akan berakhir pada 19 Juli. Jenrick mengatakan setelah itu, Perdana Menteri Boris Johnson akan menetapkan detail tahapan akhir pelonggaran peraturan pembatasan sosial di Inggris.

Dalam kesempatan itu, ia ditanya apakah akan berhenti memakai masker bila diizinkan. "Saya akan berhenti memakai masker, saya tidak terlalu ingin memakai masker, saya pikir tidak banyak orang menyukainya, kami akan bergerak ke tahap hal itu menjadi pilihan pribadi," katanya.

Johnson berharap dapat mencabut peraturan pembatasan sosial pada bulan Juni tapi rencananya gagal. Sebab, terjadi lonjakan kasus infeksi yang didorong varian Delta yang lebih menular.

Pekan lalu ia mengatakan walaupun program vaksinasi Inggris telah memutus keterkaitan antara infeksi dan kematian. Tapi sejumlah tindak pencegahan masih diperlukan setelah tanggal 19 Juli.

Sementara itu, Jenrick mengatakan data tampak 'sangat positif'. "Tampaknya sekarang kita dapat bergerak maju dan bergerak ke arah rezim yang lebih permisif di mana kita dapat bergerak dari peraturan ketat yang menyulitkan kita," katanya.

"Kami akan memastikan setiap orang dewasa mendapatkan dua dosis vaksin, karena itu kuncinya untuk menjaga agar virus tetap terkendali saat kami memasuki musim gugur dan dingin," tambahnya.  

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement