Ahad 04 Jul 2021 20:49 WIB

Belajar dari Keputusan Mushab Tinggalkan Kekayaan Demi Islam

Sahabat Nabi SAW Mushab bin Umair meninggalkan kekayaannya untuk berislam

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nashih Nashrullah
Sahabat Nabi SAW Mushab bin Umair meninggalkan kekayaannya untuk berislam. Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto: MgIt03
Sahabat Nabi SAW Mushab bin Umair meninggalkan kekayaannya untuk berislam. Ilustrasi Sahabat Nabi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hidup sederhana merupakan hal yang selalu Nabi Muhammad SAW terapkan. Banyak para sahabatnya yang mengikuti jejaknya, salah satunya adalah Mushab bin Umair. Dia adalah pria Quraisy terkemuka dengan wajah yang menawan.

Isnaeni Fuad menjelaskan dalam bukunya berjudul Bercanda Bersama Rasulullah, awal Mushab masuk Islam sangat menyentuh. Suatu hari, ida mendengar berita yang telah tersebar luas tentang Muhammad Al Amin, Muhammad yang menyatakan utusan Allah SWT. Karena rasa ingin tahunya, Mushab hadir dalam pertemuan Rasulullah dengan para sahabatnya di Bukit Shafa.

Baca Juga

Saat Rasulullah melatunkan ayat-ayat Alquran, Mushab tersentuh sampai di hatinya. Karena terpesona, dia akhirnya menjadi mualaf. Dia tidak peduli apa perkataan orang-orang tentang Islam. 

Namun, kabar baik ini belum diketahui oleh sang ibu. Mushab masih menyembunyikannya. Sampai suatu saat, pria Quraisy bernama Utsman bin Thalhah melihat Mushab memasuki rumah Arqam secara sembunyi bersama dengan Rasulullah.

Karena tahu kelemahan Mushab ada pada ibunya, dia mencoba melemahkan hati Mush’ab. Dia memberi tahu hal ini kepada ibu Mushab. Setelah mengetahui Mushab pindah keyakinan, ibunya memarahinya dan mengurung Mushab di suatu tempat terpencil di rumahnya.

Mushab terpaksa menerima perlakuan kasar dari ibunya. Suatu hari, dia mendengar ada beberapa Muslim yang berhijrah ke Habsyi. Semangat Mushab bangkit dan dia mengelabui penjaga serta ibunya untuk bergabung dengan kaum Muslim lainnya ke Habsyi. Di sana, dia tinggal bersama kaum Muhajirin. Setelah suasana dianggap aman, dia kembali ke Makkah.

Kehidupan Mushab berubah sejak dia masuk Islam. Dia hidup sederhana seperti yang dianjurkan syariat Islam. Ketika dia datang ke pertemuan bersama Rasulullah, para sahabat Rasulullah prihatin melihat pakaian Mushab yang hanya memakai jubah usang. Pakaian ini jauh berbeda ketika dia belum masuk Islam dengan wewangian.

Rasulullah menyambut kedatangan Mushab dengan penuh kasih sayang dan syukur dalam hati. Dia berkata “Dulu aku melihat Mushab ini tak ada yang mengimbangi dalam memperoleh kesenangan orang tuanya, kemudian dia tinggalkan semua itu demi cintanya ke Allah dan Rasul-Nya.”

Di sisi lain, ibunya terus berusaha membawa putranya tetap menyembah berhala. Meskipun segala upaya dia lakukan, itu tidak menggoyahkan iman Mushab. Akhirnya, ibunya mulai menghentikan semua upayanya dan pemberian yang dilimpahkan padanya. 

Dia tak sudi makanannya dimakan orang yang telah mengingkari berhala-berhalanya. Mushab diusir dari rumahnya dan terpaksa memilih jalan yang berbeda dengan ibunya.

Jalan hidup yang telah dipilihnya membuat jiwanya terus bertambah tenteram. Dia telah menjadi orang-orang yang dihormati, penuh wibawa, dan disegani. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement