Kebutuhan Oksigen di 27 RS Rujukan DIY Naik 3 Ton Per Hari
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Andri Saubani
Pasien Covid-19 menjalani perawatan di tenda darurat khusus Covid-19 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Yogyakarta, Ahad (4/7). Posko Dukungan Operasi Satgas COVID-19 BPBD DIY mengonfirmasi sebanyak 63 pasien di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta meninggal dunia dalam sehari semalam pada Sabtu (3/7) hingga Ahad (4/7) pagi akibat menipisnya stok oksigen. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi secara signifikan menjadikan kebutuhan oksigen juga ikut meningkat di DIY. Kebutuhan oksigen saat ini di 27 rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 yang ada di DIY naik mencapai tiga ton per hari.
"Sebelumnya itu hanya cukup berkisar antara 17 ton, tapi dengan kenaikan (kasus yang signifikan) itu (kebutuhan oksigen) menjadi 20 ton per hari. Berarti ada kenaikan tiga ton per hari," kata Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Ahad (4/7).
Sultan tidak menampik DIY memang kekurangan oksigen di semua rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 akibat lonjakan kasus. Pasalnya, tambahan kasus di DIY bahkan sudah mencapai seribu lebih per harinya dan mencatatkan rekor kasus harian pada 4 Juli 2021 sebanyak 1.615 kasus baru.
Pasokan oksigen untuk DIY sendiri sebagian besarnya didistribusikan oleh PT Samator yang ada di jawa Tengah. Namun, karena kekurangan oksigen ini, DIY pun sempat kewalahan dan akhirnya meminta distribusi oksigen dari pemerintah pusat dan pemasok oksigen yang ada di Jawa Timur.
Sultan menyebut, beberapa waktu lalu DIY sudah ada tambahan pasokan oksigen sebesar 38,5 ton. Namun, jumlah tersebut hanya bertahan dua hari.
Sehingga, pasokan oksigen sudah semakin menipis di DIY pada Sabtu (3/7). Hal ini, katanya, tidak hanya terjadi di RSUP Dr. Sardjito, namun di semua rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di DIY.
Pihaknya pun kembali melakukan koordinasi dengan pemasok oksigen, maka pada 4 Juli kembali didistribusikan oksigen sebanyak 14 ton. 14 ton oksigen ini datang pada Ahad (4/7) pukul 01.00 pagi dini hari sebanyak dua ton dan 12 ton pada jam 05.00 WIB pagi.
"Di hari Sabtu kami ditelepon (rumah sakit) bahwa perlu bantuan karena stok (oksigen) menipis. Sehingga pagi (Sabtu) itu kami koordinasikan, kami mendapatkan bantuan untuk dikirim dua kali lewat trailer," ujar Sultan.
Setelah pasokan oksigen pada jam 01.00 WIB datang, ternyata masih kurang karena kebutuhan oksigen saat itu sangat tinggi. Sambil menunggu pasokan oksigen yang jam 05.00 WIB pagi datang, kata Sultan, kebutuhan oksigen terus meningkat dan stok semakin menipis.
Akhirnya, ada tambahan 100 tabung oksigen dari RS Bhayangkara yang dikirim ke RSUP Dr. Sardjito dan beberapa tabung oksigen dari RSA UGM. Tambahan tabung oksigen ini untuk menjaga agar ketersediaan oksigen di RSUP Dr Sardjito mengingat banyaknya pasien Covid-19 yang ditangani di rumah sakit tersebut.
"Tapi karena kebutuhan tinggi akibat (kasus) naik, sehingga yang (distribusi) satunya baru datang jam 05.00 WIB pagi. Sehingga perlu dibantu sama RS Bhayangkara dan RSA UGM, dengan harapan karena semakin menipis itu jangan sampai terjadi tidak ada oksigen," jelasnya.