REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor terus berupaya menambah jumlah tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit dan di pusat isolasi Covid-19. Tujuannya, untuk menurunkan persentase tingkat keterisian tempat tidur (BOR) pasien Covid-19 di Kota Bogor.
"Pada Minggu hari ini BOR pasien Covid-19 di rumah sakit ada 84,0 persen. BOR tertinggi adalah 87,9 persen pada 1 Juli lalu," kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor, Bima Arya, di Kota Bogor, Ahad (5/7).
"Dengan adanya penambahan jumlah tempat tidur untuk pasien COVID-19, kami menargetkan BOR dapat turun sampai di bawah 70 persen," katanya, menambahkan.
Menurut Bima, langkah-langkah tersebut juga dilakukan untuk mengantisipasi Kota Bogor yang kini berada di zona oranye, tidak berubah ke zona merah. Sampai Ahad (4/7), jumlah tempat tidur yang tersedia di 21 rumah sakit rujukan di Kota Bogor sebanyak 1.099 dengan tingkat keterisian 84.0 persen atau sebanyak 923 pasien Covid-19.
Berdasarkan data pada Dinas Kesehatan Kota Bogor, dari 923 pasien yang dirawat di rumah sakit di Kota Bogor, sebanyak 452 pasien (49,0 persen) berasal dari Kota Bogor, 268 pasien (29,0 persen) dari Kabupaten Bogor, dan 203 pasien (22 persen) dari daerah lainnya. Kota Bogor juga memiliki Pusat Isolasi Covid-19 di Gedung Pusdiklat Ciawi Bogor, dengan kapasitas 100 tempat tidur.
Pada Ahad (4/7) terisi 50 pasien (50 persen). Menurut Bima, guna menurunkan BOR pasien Covid-19, Pemerintah Kota Bogor menyiapkan dua Pusat Isolasi Covid-19 dan 11 Rumah Isolasi Covid-19 berbasis lingkungan. Kedua Pusat Isolasi Covid-19 itu adalah di Asrama Internasional Putri IPB Dragama Bogor dengan kapasitas 184 tempat tidur dan di Gedung Pusat Pengembangan SDM BNN di Lido Bogor dengan kapasitas 100 tempat tidur. Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor 11 Rumah Isolasi Covid-19 berbasis lingkungan dengan kepasitas total 186 tempat tidur.