Senin 05 Jul 2021 05:56 WIB

Sultan Bantah Pasien Sardjito Meninggal karena Oksigen Habis

Ketersediaan oksigen masih ada walau memang menipis.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Andi Nur Aminah
 Sri Sultan Hamengkubuwono X
Foto: Antara
Sri Sultan Hamengkubuwono X

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan, puluhan pasien yang meninggal di RSUP Dr Sardjito bukan dikarenakan tidak mendapat oksigen. Ia menyebut, ketersediaan oksigen sendiri masih ada.

Sultan tidak menampik, ketersediaan oksigen di DIY memang menipis. Walaupun ketersediaan menipis, kata Sultan, bukan berarti tidak ada oksigen sama sekali.

Baca Juga

"Memang (DIY) memerlukan (tambahan) oksigen, tapi bukan berarti tidak ada oksigen. Yang penting itu, jangan berasumsi bahwa meninggalnya pasien Covid-19 di Sardjito itu karena tidak ada oksigen, itu tidak betul. Tetap oksigen itu ada, kita supply," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Ahad (4/7).

Pihaknya sudah menggelar rapat koordinasi dengan pemerintah pusat, Ahad (4/7). Dari rapat tersebut, sudah disepakati,  pemerintah pusat akan mengalokasikan setidaknya 47,6 ton oksigen per harinya untuk DIY.

Jumlah tersebut merupakan perkiraan kebutuhan oksigen untuk seluruh rumah sakit di DIY. Sehingga, 47,6 ton ini tidak hanya alokasi untuk 27 rumah sakit rujukan Covid-19 di DIY, namun juga alokasi untuk rumah sakit non rujukan Covid-19.

"Dengan kebutuhan (oksigen yang saat ini meningkat), jadi perkiraan saya 47,6 ton itu sebagai suatu dasar antisipasi dari pada kekurangan (DIY kekurangan oksigen). Jangan sampai kekurangan, (jumlah alokasi 47,6 ton per hari) itu sudah kita sepakati," ujar Sultan.

Sementara itu, kebutuhan oksigen di tengah lonjakan kasus Covid-19 saat ini untuk 27 rumah sakit rujukan di DIY per harinya mencapai 20 ton. Kebutuhan ini meningkat dari yang sebelumnya hanya 17 ton per hari.

Seperti diketahui, Dirut RSUP Dr Sardjito dr Rukmono Siswishanto menjelaskan berita yang menyebutkan 63 pasien meninggal karena persediaan oksigen habis pada Sabtu (4/7) kemarin. Rukmono menjelaskan, jumlah itu merupakan akumulasi dari 3-4 Juli 2021.

Rukmono mengatakan, jumlah pasien yang meninggal setelah oksigen sentral habis pada pukul 20.00 WIB berjumlah 33 orang. Kendati demikian, ia mengatakan, ketika kondisi oksigen habis terjadi, semua pasien yang tidak tersuplai oksigen sentral dalam pelayanannya masih tetap tersuplai oksigen.

Mereka menggunakan oksigen-oksigen cadangan atau oksigen-oksigen tabung bantuan. "Salah satunya bantuan dari Polda DIY sejumlah 100 tabung tersebut," kata Rukmono.

Rukmono menuturkan, kondisi ini merupakan akumulasi masuknya cukup banyak pasien secara bersamaan pada 2 Juli 2021. Sebab, kebutuhan oksigen otomatis semakin meningkat sehingga menyebabkan persediaan oksigen, baik oksigen sentral berupa liquid maupun tabung, semakin menipis.

Ketika persediaan menipis seperti pada 3 Juli 2021, mereka melakukan lagi pertemuan dengan penyedia oksigen antara lain ke PT Samator dan PT Surya Gas agar mendapat pasokan secara rutin dan memenuhi kebutuhan. Selanjutnya, RS Sardjito melakukan pengaturan ulang semua penggunaan oksigen yang dipakai pasien.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement