REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang penampilannya yang ke-150 untuk tim nasional Argentina, Lionel Messi masih memburu sukses besar pertamanya bersama Argentina yang tidak termasuk emas Olimpiade 2008. Empat gol dan empat assist dalam Copa America sejauh ini membuat Messi membawa Argentina ke semifinal guna menghadapi Kolombia di Stadion Mane Garrincha di Brasilia, Brazil, Selasa (6/7).
Sabtu pekan lalu, Messi mencetak satu gol dan memberikan dua assist saat Argentina menang 3-0 atas Ekuador dalam perempat final. Itu adalah pertandingan pertama striker 34 tahun tersebut sejak kontraknya dengan Barcelona berakhir.
Messi sudah bertanding 149 kali untuk Argentina. Penampilannya dalam lima pertandingan terakhir tampak menginsipirasi dibandingkan dengan hari-hari terbaiknya bersama Barcelona, termasuk visinya di lapangan, kualitas umpannya, dan dua gol dari tendangan bebas.
"Kami harus santai, sekarang pikirkan Kolombia, mereka tim tangguh dengan pemain-pemain yang hebat, berpengalaman, sangat cepat di depan, bek-bek yang hebat, dan para penyerang balik yang cepat," kata Messi dilansir AP. "Kami berharap maju selangkah demi selangkah dan berada pada final yang kami dambakan."
Sembilan pelatih Argentina sudah berusaha meniru Argentina model Barcelona yang sama yang membuat Messi bersinar dan menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa klub Katalan itu. "Ini pemain terbaik yang pernah kami bicarakan," kata pelatih Argentina Lionel Scaloni. "Hal terbaik yang bisa terjadi pada kami pecinta sepak bola adalah dia bermain sampai usia dia bisa melakukannya, dan kami menikmatinya. Tak ada yang lain. Bahkan lawan-lawan pun menikmatinya saat dia bermain."
Rekan-rekan satu timnya memainkan perannya masing-masing demi kebangkitan Messi untuk Argentina yang terakhir menjuarai Copa America pada 1993. Messi punya kesalingpahaman yang bagus dengan Leandro Paredes, Rodrigo De Paul, dan Giovani Lo Celso, yang ketiganya adalah gelandang muda nan dinamis.
Striker Lautaro Martinez terus menekan bek-bek lawan dan membuka celah bagi Messi untuk menciptakan perbedaan di sepertiga terakhir lapangan. Messi tampaknya didorong guna berada pada final 10 Juli nanti di Maracana di Rio de Janeiro, stadion yang sama di mana Argentina yang waktu itu dikapteni Messi, menyerah kepada Jerman dalam final Piala Dunia 2014.
Sehari sebelum Argentina melangsungkan semifinalnya Selasa (6/7), juara bertahan Brasil akan menghadapi Peru.