REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengampu gim video populer Fortnite membantah klaim pemain dapat menghancurkan konstruksi dalam gim yang menyerupai situs suci umat Islam, Ka'bah.
Video dan gambar yang menunjukkan Ka’bah ditampilkan secara virtual mulai menjadi tren di kalangan pengguna media sosial di seluruh dunia Arab pekan ini. Klaim yang belum diverifikasi beredar tentang dugaan pembaruan Epic Games, termasuk pilihan untuk menghancurkan Ka'bah dengan kapak bagi pemain agar bisa mendapat senjata khusus.
Dikutip di Al Araby, pekan lalu, menanggapi ini, para cendekiawan Muslim Universitas Al-Azhar Mesir, otoritas agama Islam Sunni terkemuka, mengeluarkan fatwa daring yang melarang permainan itu karena dugaan penggambaran penghancuran Ka'bah. Inisiden itu terjadi beberapa pekan sebelum dimulainya ibadah haji tahun ini.
“Dimasukkannya penggambaran perusakan dan ejekan Ka'bah dalam permainan memiliki dampak negatif langsung terhadap keyakinan agama anak muda. Ini bisa mengacaukan ide dan identitas mereka dan menyebabkan mereka meremehkan situs suci keyakinannya,” kata para cendekiawan dalam sebuah pernyataan.
Menanggapi hal ini, tim Fortnite mengeluarkan pernyataan di halaman Facebook mereka untuk mengklarifikasi masalah tersebut. Mereka mengidentifikasi penampilan model mirip Ka'bah dalam tangkapan layar yang dibagikan secara online itu sebagai hasil modifikasi dalam gim oleh pemain yang menggunakan "mode kreatif" Fortnite.
Mode ini memungkinkan pengguna dengan bebas membuat konten di "Pulau kreatif" mereka sendiri. Tim Fortnite membantah ini memungkinkan opsi untuk menghancurkan Ka'bah.
Pemain Fortnite dan pendiri perusahaan pengembangan gim, Abdul Rahman Al Shamy menggemakan klarifikasi tersebut dalam komentarnya kepada BBC Arabic. Dia mengkritik kurangnya uji tuntas di pihak ulama Al-Azhar, yang dia sarankan mengeluarkan dekrit Islam berdasarkan klaim media sosial daripada berkonsultasi dengan pemain gim sebenarnya.
https://english.alaraby.co.uk/news/fortnite-kaaba-destruction-mod-prompts-al-azhar-ban