Senin 05 Jul 2021 14:09 WIB

RSUD Cibinong Tagih Pembayaran Klaim dari Kemenkes

Ketersediaan obat untuk pasien Covid-19 di RSUD Cibinong mulai menipis.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah keluarga pasien Covid-19 menangis di RSUD Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/6). Tingginya lonjakan kasus Covid-19 membuat sejumlah pasien Covid-19 harus mengantre terlebih dahulu untuk di cek kondisi kesehatannya sebelum memasuki ruang rawat inap. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah keluarga pasien Covid-19 menangis di RSUD Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (26/6). Tingginya lonjakan kasus Covid-19 membuat sejumlah pasien Covid-19 harus mengantre terlebih dahulu untuk di cek kondisi kesehatannya sebelum memasuki ruang rawat inap. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Klaim penanganan Covid-19 sebesar Rp 40 miliar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Kabupaten Bogor belum dibayar oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Akibatnya, penanganan pasien Covid-19 di rumah sakit tersebut terpengaruh.

Dirut RSUD Cibinong, Wahyu Eko Widiharso mengatakan, klaim dana penanganan Covid-19 di RSUD Cibinong sebesar Rp 40 miliar tersebut terhitung sejak 2020.

"Angkanya 2020 Rp 40 miliar, di Kemenkes-nya belum dibayar-bayar, padahal Presiden Jokowi udah bilang anggarannya ada, tapi kok jadi lambat," kata Wahyu, Senin (5/7).

Padahal, lanjut dia, RSUD Cibinong telah memenuhi segala syarat administrasi pengajuan klaim secara lengkap. Termasuk mendapatkan verifikasi dari BPJS Kesehatan. Sehingga Wahyu bertanya-tanya mengapa klaim tersebut tak kunjung dibayar.

Dia menyebutkan, hal itu mempengaruhi perfoma kinerja rumah sakit dalam penanganan pasien Covid-19 di Kabupaten Bogor. Apalagi, saat ini kasus bertambah secara cepat, begitu juga penanganan yang dibutuhkan.

Wahyu menjelaskan, operasional rumah sakit tidak bisa mengandalkan ketersedian obat dan fasilitas dari pemerintah. RSUD Cibinong juga mempunyai mitra kerja atau vendor-verdor penyedia obat atau fasilitas lainnya, dan masyarakat mengetahui jenis pembiayaan secara gratis.

"Contoh, saat ini kita kerjasama dengan dua mintra untuk penyediaan oksigen. Tapi satu mitra akhirnya mengundurkan diri lantaran kita masih berhutang, padahal ketersedian oksigen sangat kritis saat ini untuk penanganan Covid-19," kelasnya.

Bahkan, ketersediaan obat untuk pasien Covid-19 di RSUD Cibinong mulai menipis. Diperkiraan, stok obat yang ada di rumah sakit tersebut bisa digunakan hanya sampai satu hingga dua bulan ke depan.

“RSUD Cibinong untuk obat kira-kira satu sampai dua bulan ke depan mulai menipis. Sekitar dua bulan ke depan takut tidak tercapai,” ucapnya.

Lebih lanjut, Wahyu mengatakan, sejauh ini pelayanan pasien, khususnya pasien Covid-19 masih bisa dijalankan dengan alokasi anggaran pemerintah daerah. Namun, dia menegaskan, jika klaim tersebut tak kunjung dibayar, RSUD bisa mengalami krisis keuangan.

Ia pun berharap agar dana penanggulangan kesehatan Covid-19 untuk RSUD bisa segera terealisasi secepatnya. Karena hal itu mempengaruhi penanganan pasien Covid-19 yang saat ini sudah kelebihan kapastitas dari sisi tempat tidur dan tenaga medis.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement