Senin 05 Jul 2021 16:20 WIB

Muhadjir Tekankan Pentingnya Karakter ke Wisudawan UMM

Berjalan di atas bumi dengan rendah hati serta tidak pongah dan menyombongkan diri.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Profesor Muhadjir Effendy menghadiri Gelaran Wisuda ke-100 UMM secara daring, Jumat (2/7).
Foto: dok. Humas UMM
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Profesor Muhadjir Effendy menghadiri Gelaran Wisuda ke-100 UMM secara daring, Jumat (2/7).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Prof Muhadjir Effendy, menekankan pentingnya karakter dan moral untuk wisudawan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Hal ini diungkapkan saat menghadiri Gelaran Wisuda ke-100 UMM secara daring, Jumat (2/7).

Muhadjir mengatakan, para wisudawan yang akan meninggalkan kampus dan berkiprah di masyarakat merupakan fenomena yang mesti terjadi. UMM sudah memberikan bekal yang cukup bagi mereka untuk mengarungi dan menghadapi dunia yang sebenarnya.

Satu di antaranya tentang pengalaman belajar dan pengabdian para tenaga pengajar dalam mencerdaskan para wisudawan. "Begitupun dengan fasilitas belajar yang memiliki andil besar dalam pembentukan aspek akademis dan intelektual,” jelas Muhadjir.

Hal kedua yang UMM bekali terkait aspek pembentukan karakter. Para wisudawan dibentuk agar bisa memiliki cara berpikir, sikap, serta tindakan berdasarkan standar UMM. Menurut Muhadjir, aspek ini yang membuat keterserapan alumni dalam dunia kerja cukup tinggi.

Tidak hanya untuk mendapatkan kerja, UMM juga memberikan bekal kepada alumni untuk bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat luas. Selain itu, Muhadjir juga meminta para wisudawan agar mengisi malamnya untuk mendekatkan diri pada Tuhan.

Di samping itu, juga mendorong mereka untuk berjalan di atas bumi dengan rendah hati serta tidak pongah dan menyombongkan diri.  “Jika kita dilecehkan, jangan membalas dengan cara yang sama. Tapi doakan mereka agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Jangan lupa juga untuk berinfak serta mendekatkan diri pada Allah. Karena jika kita dekat dengan Allah, Ia juga akan dekat dengan kita,” ujarnya.

Pada kesempatan sama, Kepala LLDIKTi Wilayah VII Jawa Timur, Prof Soeprapto menyebutkan, ada dua syarat perguruan tinggi yang bagus. Hal pertama tentang dipenuhi atau tidaknya syarat formal. Beberapa di antaranya mencakup sarana prasana, akreditasi, bahkan juga dosen-dosennya.

Ia menilai UMM sudah melebihi ketentuan sebagai kampus yang bagus. Jumlah doktornya melimpah dan begitu juga dengan profesornya. Akreditasi prodinya juga banyak yang A maupun B.

Kemudian ada pula syarat substansial, yakni bagaimana UMM menjalankan pembelajarannya. Jika dilihat dari capaian UMM yang meraih berbagai rekognisi internasional, maka UMM tentu sudah melewati standar tersebut.

Soeprapto berpesan agar para wisudawan terus berpikir kritis. Ditambah dengan kemampuan kreatif dalam menghadapi dunia yang semakin dinamis. Begitupun dengan aspek komunikasi.

Menurutnya, para wisudawan tidak cukup jika hanya memiliki kemampuan bahasa Indonesia. Harus ada kemampuan bahasa internasional lainnya.

Di samping itu, para wisudawan juga harus berkolaborasi dengan berbagai pihak. Tidak hanya terbatas pada teman saja, tapi juga mereka yang menjadi bagian dari bangsa Indonesia, bahkan juga bangsa lain yang bisa diajak kolaborasi.

Selain itu, dia juga meminta para wisudawan agar terus memperbaiki moral. Namun dia menilai UMM sudah sangat cukup membekali para wisudawan dalam berbagai aspek ini. Maka ketika semua aspek ini dimiliki, jalan kesuksesan akan mudah ditemui.

Rektor UMM Fauzan mengatakan, para wisudawan telah memiliki bekal secara institusional karena telah dilahirkan oleh UMM. Kampus yang memperoleh banyak pengakuan internasional. Satu di antaranya diperoleh dari UniRank, lembaga survei yang berlokasi di Australia.

UMM berhasil dinobatkan menjadi perguruan tinggi Islam terbaik di dunia.  “Terbaru, kampus putih juga sukses meraih predikat kampus bintang tiga dari lembaga pemeringkatan QS Stars pada pekan lalu,” ujar Fauzan.

Menurut Fauzan, terdapat dua aspek yang meraih nilai sempurna lima bintang. Salah satunya employability, yakni aspek yang memiliki peluang strategis bagi wisudawan. Hal itu membuktikan kompetensi dan kemampuan para wisudawan dapat dijadikan modal untuk bersaing di dunia kerja.

Tidak hanya di level nasional tapi juga internasional.  Berdasarkan data tersebut, modal untuk sukses secara institusional sudah diberikan oleh kampus.

Hal ini tergantung bagaimana para wisudawan memanfaatkan peluang yang ada. "Saya yakin saudara memiliki energi positif yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Teruslah optimistis dalam menghadapi fase kehidupan selanjutnya,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement