Bupati Purbalingga Minta Warganya Taati Pembatasan
Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yusuf Assidiq
Polisi memberikan sosialisasi kepada warga pemilik warung saat sosialisasi PPKM Darurat. | Foto: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Bupati Purbalingga, Jawa Tengah, Dyah Hayuning Pratiwi, meminta warganya untuk menaati pembatasan yang diberlakukan selama PPKM Darurat. Ia juga menyatakan telah meminta seluruh pihak yang tergabung dalam Satgas Covid-19 untuk benar-benar memantau pelaksanaan pembatasan aktivitas masyarakat selama PPKM Darurat ini.
''Tolong warga jangan bandel. Taati seluruh ketentuan pembatasan yang berlaku selama PPKM Darurat. Hal ini untuk keselamatan kita bersama,'' jelasnya, Senin (5/7).
Bupati berharap penerapan PPKM Darurat dari 3 Juli sampai 20 Juli tidak menjadi sia-sia dan tidak berhasil menurunkan kasus Covid 19 di Purbalingga. Dijelaskan, kasus Covid-19 di Purbalingga sebelum pelaksanaan PPKM mengalami peningkatan cukup signifikan.
"Per 3 Juli, kasus aktif Covid-19 di Purbalingga mencapai 2.038 kasus aktif,'' katanya saat memberi pengarahan dalam Apel Gelar Pasukan PPKM Darurat Kabupaten Purbalingga di halaman Setda setempat, Senin (5/7).
Dari jumlah kasus tersebut, sebanyak 1.831 pasien menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing dan di gedung karantina terpusat, sedangkan 207 pasien dirawat di rumah sakit karena mengalami gejala sedang sampai dengan berat.
''Dalam satu hari, penambahan jumlah kasusnya bisa mencapai ratusan. Seperti pada 3 Juli kemarin, dalam satu hari bisa mencapai 303 kasus. Pada hari yang sama, juga ada 14 pasien Covid 19 yang meninggal,'' jelasnya.
Menurutnya, tingginya penambahan jumlah kasus Covid 19, menyebabkan tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit mengalami lonjakan. ''BOR rumah sakit saat ini memang masih mencapai 70 persen. Tapi kasus kasusnya terus meningkat, akan banyak pasien yang tidak bisa tertampung di rumah sakit,'' katanya.
Bahkan bupati juga mengungkapkan, dari informasi Dinas Kesehatan Purbalingga, rumah sakit saat ini mulai sulit untuk mendapatkan oksigen. ''Ini yang sedang kita atasi agar pasien covid yang membutuhkan bantuan oksigen tidak kesulitan,'' jelasnya.
Untuk mengatasi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, menurutnya, dibutuhkan kebersamaan dan sinergitas antara seluruh stakeholder. Tidak hanya di kalangan instansi pemerintah daerah dan jajaran Forkopimda, tapi juga dengan seluruh tokoh masyarakat.
''Saya juga minta anggota Satgas Covid-19 tidak merasa lelah dalam sosialisasi dan edukasi penerapan protokol kesehatan, baik dengan operasi yustisi maupun patroli. Meskipun masih banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya protokol kesehatan, harus terus diberikan edukasi agar mereka sadar,'' katanya.