Senin 05 Jul 2021 17:33 WIB

Pemerintah Alokasikan 47 Ton Oksigen per Hari di DIY

Alokasi 47,6 ton oksigen per hari untuk memasok seluruh rumah sakit di DIY.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Dwi Murdaningsih
 Petugas medis merawat pasien di dalam tenda darurat yang didirikan untuk menampung lonjakan kasus COVID-19, di Rumah Sakit Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta, Indonesia, Minggu, 4 Juli 2021.
Foto: AP/Kalandra
Petugas medis merawat pasien di dalam tenda darurat yang didirikan untuk menampung lonjakan kasus COVID-19, di Rumah Sakit Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta, Indonesia, Minggu, 4 Juli 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan pemerintah pusat akan mengalokasikan setidaknya 47,6 ton oksigen per harinya untuk DIY. Keputusan itu diambil dalam rapat koordinasi dengan pemerintah pusat, Ahad (4/7).

Jumlah tersebut merupakan perkiraan kebutuhan oksigen untuk seluruh rumah sakit di DIY. Sehingga, 47,6 ton ini tidak hanya alokasi untuk 27 rumah sakit rujukan Covid-19 di DIY, namun juga alokasi untuk rumah sakit non rujukan Covid-19.

Baca Juga

"Dengan kebutuhan (oksigen yang saat ini meningkat), jadi perkiraan saya 47,6 ton itu sebagai suatu dasar antisipasi dari pada kekurangan (DIY kekurangan oksigen). Jangan sampai kekurangan, (jumlah alokasi 47,6 ton per hari) itu sudah kita sepakati," ujar Sultan.

Sultan tidak menampik bahwa ketersediaan oksigen di DIY memang saat ini menipis. Walaupun ketersediaan menipis, kata Sultan, bukan berarti tidak ada oksigen sama sekali.

Dia membantah informasi yang menyebutkan puluhan pasien yang meninggal di RSUP Dr Sardjito dikarenakan tidak mendapat oksigen. 

"Memang (DIY) memerlukan (tambahan) oksigen, tapi bukan berarti tidak ada oksigen. Yang penting itu, jangan berasumsi bahwa meninggalnya pasien Covid-19 di Sardjito itu karena tidak ada oksigen, itu tidak betul. Tetap oksigen itu ada, kita supply," kata Sultan.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement