REPUBLIKA.CO.ID, — Sebaik-baiknya konsep pendidikan adalah yang bersumber dari Alquran dan hadits.
Dalam Alquran, Allah SWT telah menyajikan berbagai konsep pendidikan dengan menerangkan secara langsung maupun melalui kisah-kisah agar seorang hamba dapat mengambil nilai-nilai pendidikan Qurani yang ada di dalamnya.
Konsep pendidikan Luqman Al Hakim merupakan konsep pendidikan yang penting diterapkan oleh setiap orang tua maupun guru dalam mencetak generasi masa depan.
Konsep pendidikan ini dapat dipelajari dari kisah seorang saleh bernama Luqman yang mendidik anaknya sebagaimana dapat ditemukan dalam Alquran surat Luqman.
Pendakwah yang juga Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Menengah dan Kepesantrenan Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis), KH Dedeng Rosyidin, menjelaskan pendidikan Luqman Al Hakim merupakan konsep pendidikan dengan model ta'dib yaitu model pendidikan untuk anak kecil atau sering disebut juga model pendidikan untuk anak usia dini.
Tentunya model pendidikan ta'dib mempunyai pendekatan yang sangat berbeda dibanding model pendidikan yang digunakan pada orang dewasa.
Luqman sendiri adalah sosok orang saleh. Berdasarkan keterangan dalam kitab Hasyiyah As Shawi jilid 3 bahwa Luqman adalah putra Paghur bin Nakhur bin Azar.
Azar adalah ayah dari Nabi Ibrahim. Sementara dalam hadits dijelaskan bahwa Luqman adalah sosok hamba yang banyak bertafakur, berbaik sangka, dan menjaga lisannya. Dia mencintai Allah sehingga Allah pun mencintainya. Karena itu ia dikaruniai hikmah.
Menurut Kiai Dedeng, kata Luqman sendiri memiliki arti seseorang yang memberikan ilmu, dalam arti lainnya adalah guru. Sementara Al Hakim yang dimaksud bukan sebatas hikmah, namun bermakna juga kecerdasan, paham dan ucapan yang sesuai dengan kondisi muridnya.
Dia menerangkan berdasarkan keterangan dalam surat Al Luqman, ada lima konsep pendidikan yang menjadi pokok untuk diajarkan pada anak usia dini yaitu sebagai berikut:
Pertama, adalah pendidikan tauhid yang dijelaskan dalam surat Luqman ayat 13.
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."
Menurutnya, hal pertama yang harus ditanamkan pada anak adalah ketahuhidan kepada Allah atau tauhid uluhiyah untuk selanjutnya dikembanhkan pada tauhid rububiyah dan tauhid asma wa shifat.