REPUBLIKA.CO.ID, — Pernikahan sejatinya tidak hanya menjalin ikatan antara dua insan. Lebih dari itu pernikahan juga menjalin hubungan harmonis antara keluarga.
Terutama hubungan mertua dan menantu. Dalam banyak kasus, hubungan mertua dan menantu kerap diwarnai berbagai konflik.
Tak jarang konflik yang terus terjadi dan tak terselesaikan antara mertua dan menantu menjadi alasan perceraian hubungan suami-istri.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pengurus Pusat Aisyiyah yang juga Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan, Prof Alimatul Qibtiyah, mengatakan perselisihan dan pertengkaran antara menantu dan mertua merupakan masalah yang serius dan perlu segera diselesaikan tiap keluarga.
Itu karena menurutnya berdasarkan data Komnas Perempuan penyebab perceraian tertinggi adalah perselisihan dan pertengkaran yang terjadi terus menerus antara suami-istri yang di dalamnya ada kontribusi anggota keluarga termasuk mertua.
Prof Alimatul yang juga guru besar kajian Gender UIN Sunan Kalijaga mengatakan hasil penelitian terhadap pasangan dari berbagai negara menunjukan 85 persen pasangan mengaku memiliki masalah dengan mertuanya. Sebanyak 15 persen pasangan mengalami titik ketegangan dengan mertuanya.
“Hasil penelitian juga menyebut bahwa menantu wanita lebih banyak memiliki masalah dengan mertuanya dibanding menantu laki-laki,” kata dia, sebagaimana dikutip dari Harian Republika.
Menurutnya kemungkinan terjadinya konflik antara menantu wanita dan mertua lebih tinggi disebabkan karena menantu wanita harus tinggal satu rumah bersama mertua.
Menantu wanita lebih sering di rumah dengan beragam tugas rumah tangga lebih banyak. Pada sisi lain mertua yang tidak memiliki kesibukan di luar rumah semakin memperbesar peluang konflik dengan menantu wanita.
"Jadi karena sering bertemu, bersama, berkomunikasi maka kemudian antara menantu perempuan dan terutama mertua perempuan itu terkadang menjadi persoalan," kata Prof Alimatul dalam kajian virtual Majelis Tabligh PP Aisyiyah beberapa waktu lalu.
Konflik antara menantu wanita dengan mertua terutama wanita bisa terjadi karena beberapa hal seperti terkait cara mendidik anak yang berbeda antara menantu dan mertua.
Selain itu istri yang cemburu karena terbaginya perhatian suami pada ibunya atau mertua wanita, enggannya menantu wanita mengikuti saran mertua pada sisi lain mertua bersikukuh memaksakan kehendaknya atas dasar pengalaman, gagalnya menantu dalam beradaptasi di rumah mertua, serta terkadang mertua memiki aturan rumah yang lebih dominan dan harus dilakukan termasuk oleh menantu.
Selain itu, menurut Prof Alimatul, rendahnya kematangan emosi seorang menantu juga membuka peluang konflik semakin mudah terjadi. Konflik juga dapat muncul ketika mertua membanding-bandingkan menantu dengan menantu lainnya. Selain itu adanya kompetisi antara menantu wanita dan mertua wanita untuk memperoleh perhatian suami atau anaknya.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook