REPUBLIKA.CO.ID, ATAMI -- Bencana tanah longsor yang terjadi di di kota tepi pantai Atami, Jepang membuat para petugas masih mencari korban. Dengan menggali lumpur dan puing-puing, mereka menemukan empat orang yang tewas akibat bencana tersebut.
"Petugas penyelamat melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan mereka yang mungkin terkubur di bawah lumpur dan menunggu bantuan sesegera mungkin. Tiga kapal penjaga pantai dan enam pesawat tidak berawak militer mendukung ratusan tentara, petugas pemadam kebakaran, dan lainnya yang bekerja keras di tengah hujan dan kabut," kata Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dikutip dari AP, Senin (5/7).
Awalnya 147 orang tidak dapat dijangkau tetapi jumlah itu direvisi turun setelah ia memastikan beberapa telah dievakuasi dengan aman atau tidak di rumah. Selain empat orang yang ditemukan tewas, 25 orang telah diselamatkan termasuk tiga orang yang terluka.
Gubernur Shizuoka Heita Kawakatsu mengatakan tanah longsor dimulai saat hujan yang meresap ke lereng gunung tampaknya melemahkan tanah di bawah lahan di lokasi konstruksi yang kemudian meluncur menuruni lereng.
"Petugas sedang menyelidiki hal itu. Namun, ada informasi kalau ada pembangunan perumahan yang direncanakan di daerah itu dan belum selesai. Saat ini ditinggalkan, karena operatornya mengalami masalah keuangan," kata dia.
Penduduk setempat sekaligus aktor Naoto Date mengatakan lingkungannya sekarang terendam air berlumpur dengan penyelamat mengarungi lumpur setinggi lutut. Hanya beberapa blok dari rumahnya, beberapa rumah telah hanyut dan tinggal fondasinya yang masih terlihat. Rambu lalu lintas yang rusak mencuat dari lumpur. Di pinggir laut, dia melihat mobil-mobil terapung bersama puing-puing rumah yang hancur.
"Saya dibesarkan di sini dan teman-teman sekelas saya tinggal di sini. Saya sangat sedih melihat lingkungan tempat saya bermain dengan teman-teman saya sekarang hancur," kata dia.
Pada Sabtu (3/7) silam tanah longsor terjadi setelah hujan lebat berhari-hari di Atami. Hal itu merobek lingkungan Izusan, yang terkenal dengan sumber air panas, kuil, dan jalan perbelanjaan. Kota ini memiliki populasi terdaftar 36.800 dan berjarak sekitar 100 kilometer (60 mil) barat daya Tokyo.
Daerah Izusan adalah salah satu dari 660 ribu lokasi di Jepang yang diidentifikasi sebagai daerah rawan longsor oleh pemerintah. Akan tetapi sebutan tersebut tidak dipublikasikan secara luas dan kesadaran masyarakat rendah.
Awal Juli, menjelang akhir musim hujan di Jepang, sering kali merupakan saat banjir dan tanah longsor yang mematikan. Banyak ahli mengatakan hujan semakin memburuk karena perubahan iklim. Dengan bagian lain negara itu yang diperkirakan akan diguyur hujan lebat, pihak berwenang mendesak orang-orang di dekat lereng bukit di daerah-daerah yang berisiko untuk berhati-hati.