REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Saat Mohamad Nor Abdullah mengibarkan bendera putih di luar jendela rumah pada larut malam, dia tidak menyangka akan menerima banyak dukungan. Pada pagi hari, lusinan orang asing mengetuk pintunya, menawarkan makanan, uang tunai, dan dorongan semangat.
Karantina nasional Malaysia untuk mengekang lonjakan virus corona diperketat lebih lanjut pada Sabtu (3/7). Keputusan ini melarang orang-orang di daerah tertentu meninggalkan rumah kecuali untuk membeli makanan dan kebutuhan.
Kondisi itu membuat Mohamad Nor putus asa. Dia mencari nafkah dengan menjual nasi lemak kemasan di warung pinggir jalan setiap pagi. Akan tetapi pendapatan itu hilang dan bantuan pemerintah tidak mencukupi.
Kampanye bendera putih yang muncul di media sosial pekan lalu bertujuan untuk membantu orang-orang seperti Mohamad Nor, pria berusia 29 tahun dan lahir tanpa lengan. Secara kebetulan, dia melihat kampanye di Facebook dan memutuskan untuk mencoba mencari bantuan.
"Itu sangat tidak terduga. Begitu banyak orang yang mengulurkan tangan untuk membantu, mendukung, dan juga menyemangati saya," kata Mohamad Nor. Ia duduk di kamarnya yang suram di tengah kotak-kotak biskuit, beras, minyak goreng, dan air yang dengan cepat disumbangkan kepadanya.
Nor mengatakan seorang Samaria yang baik hati menawarkan untuk membantu membayar sewa kamarnya. Bantuan yang didapatkannya pun kemungkinan cukup membantunya melewati beberapa bulan ke depan.
Kampanye #benderaputih dimulai sebagai tanggapan masyarakat Malaysia terhadap meningkatnya kasus bunuh diri yang diyakini terkait dengan kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi. Polisi melaporkan 468 kasus bunuh diri dalam lima bulan pertama tahun ini. Rata-rata empat kasus per hari dan naik tajam dari 631 kasus sepanjang 2020.
Unggahan media sosial mendesak orang-orang untuk mengibarkan bendera atau kain putih untuk menandakan bahwa ia membutuhkan bantuan segera. Puluhan pengecer makanan dan selebritas telah menanggapi dengan tawaran bantuan. Banyak orang Malaysia telah berkeliling lingkungan untuk menemukan bendera putih.
Laporan orang-orang yang menerima bantuan cepat setelah mengibarkan bendera putih telah menghangatkan hati orang Malaysia. Seorang ibu tunggal dan putrinya yang masih remaja yang bertahan hidup dengan biskuit selama berhari-hari akhirnya mendapatkan makanan dari tetangga.
Ada pula cerita seorang yang memiliki utang ingin mengakhiri hidupnya menerima bantuan uang tunai untuk memulai hidup baru. Sedangkan sebuah keluarga pengungsi Myanmar yang bertahan hidup hanya dengan satu kali makan sehari diberikan persediaan makanan.