Transformasi Digital Butuh SDM Adaptif

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin

Transformasi Digital Butuh SDM Adaptif (ilustrasi).
Transformasi Digital Butuh SDM Adaptif (ilustrasi). | Foto: Freepik.com

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Banyak perusahaan coba melakukan transformasi digital, yang menjadi model bisnis dan terus diintegrasikan dengan teknologi. Untuk memastikan keberhasilan, dibutuhkan SDM adaptif mempelajari dan menguasai seluk beluk kemajuan teknologi.

Head of Employer Branding CODEX, Hiroko Amanda mengatakan, survei Kemenaker pada Agustus 2020 hampir 88 persen perusahaan mengalami kerugian akibat pandemi. Ini mendorong perusahaan melakukan digitalisasi agar perusahaan kembali berjalan.

"Rata-rata masyarakat menggunakan teknologi internet lebih dari delapan jam sehari. Terlebih selama pandemi, setiap orang lebih memilih beraktivitas melalui jarak jauh yang ditunjang teknologi informasi," kata Amanda dalam Online Studium Generale yang diadakan Program Studi Manajemen FBE Universitas Islam Indonesia, Senin (5/7).

Perkembangan teknologi memberi dampak positif bagi dunia startup. Namun, beberapa perusahaan kurang mampu memanfaatkan teknologi ini karena sebagian besar SDM-nya generasi baby boomers yang perlu banyak beradaptasi dengan perkembangan baru itu.

"Peran Human Resource (HR) merekrut pekerja sesuai kebutuhan perusahaan sekaligus meningkatkan kemampuan teknologi terkini baby boomers. HR juga menjembatani kepentingan pekerja dan kepentingan perusahaan agar tercapai tujuan," ujar Amanda.

Kepala Divisi Pengembangan Karir UII, Nur Pratiwi Novianti menuturkan, kemajuan teknologi harus diimbangi kemampuan menggunakan teknologi itu sendiri. Revolusi industri generasi keempat identik penggunaan Artificial Intelligence dan Big Data.

"Melihat semakin tingginya angka perusahaan menerapkan digitalisasi, berdasarkan survei yang dilakukan Kemenaker menyatakan kalau skill yang paling dibutuhkan oleh perusahaan setelah pandemi usai yaitu mengenai penguasaan teknologi," kata Nur.

Namun, masih rendahnya tingkat kemampuan digital angkatan kerja Indonesia yang cuma sebesar 50 persen tentu jadi sebuah tantangan sendiri, baik bagi pemerintah maupun perusahaan. Jadi, kemampuan digitalisasi angkatan kerja perlu ditingkatkan.

"Karena kemampuan mengakses pekerjaan pada masa mendatang diprediksi akan lebih banyak didominasi oleh teknolog," ujar Nur.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Layanan E-Channel BTN Melonjak 96 persen

Empat Manfaat Digitalisasi Wakaf

TADEX, Bagi Kedaulatan Digital Indonesia

Pelindo II Perketat Pengawasan Digitalisasi Peti Kemas

Republika Konsisten Eksplorasi Ekosistem Blockchain

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark