REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, menegaskan pemerintah tidak berencana mengimpor beras dalam waktu dekat ini. Sebab, kebutuhan di dalam negeri masih terpenuhi.
Lutfi menyebutkan, Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi hasil panen tahun ini mencapai 33 juta ton. Angka itu sedikit lebih baik dibandingkan hasil panen tahun lalu yang sebanyak 31,33 juta ton.
Kemudian, lanjutnya, stok beras pemerintah yang dikelola Perum Bulog kini sebanyak 1,39 juta ton. "Jika ikuti alur pekikiran ini, maka tidak ada impor karena stok di Bulog cukup dan bisa menampung stok lima bulan ke depan," kata Lutfi dalam konferensi pers virtual, Senin (5/7).
Lutfi melanjutkan, stok nasional juga bagus. "Jadi tidak ada ekspektasi sama sekali impor beras dalam waktu dekat," tegasnya.
Lutfi memastikan, semua barang kebutuhan pokok tersedia dengan baik. Terutama selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada 3 Juli sampai 20 Juli 2021.
"Saya ingin update terkini barang kebutuhan pokok di masyarakat. Harga beras medium pada bulan lalu 2 Juni sebesar Rp 10.500, minggu lalu terjaga di harga tersebut dan hari ini tetap di Rp 10.500 per liter," ujarnya.
Lalu harga beras premium, lanjut dia, pada bulan lalu dan pekan lalu sebesar Rp 12.400 per liter. Kemudian hari ini, turun menjadi Rp 12.300 per liter. Berikutnya harga gula pasir stabil di Rp 13 ribu per kilogram. Sementara harga acuannya sebesar Rp 12.500 per kilogram (kg).