REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seluruh zat yang hidup di muka bumi ini tak lepas dari kuasa Allah SWT. Bahkan ruh dan anggota tubuh manusia pun dapat bersaksi tentang keesaan dan keagungan Allah SWT.
Ibnu Athaillah dalam kitab Al-Hikam menjelaskan bahwa Allah membuat seorang hamba dapat menyaksikan-Nya. Penyaksikan itu dapat terjadi sebelum Allah memintanya untuk berusaha menyaksikan-Nya, dengan cara Allah menampakkan diri-Nya di dalam hati manusia. Dengan demikian, seorang hamba dapat menyaksikan-Nya berdasarkan kadar diri dan kedudukannya sebelum Dia memintanya untuk bersaksi atas keagungan Allah SWT dengan dzikir dan ibadah.
Oleh karena itu, kata Ibnu Athaillah, semua anggota tubuh manusia akan mengakui ketuhan-Nya atau berbicara tentang segala hal yang menunjukkan ketuhanan Allah. Sedangkan hati dan batin akan menyadari keesaan-Nya.
Ibnu Athaillah menambahkan, terdapat kemungkinan bahwa di alam gaib Allah membukakan hakikat ketuhanan, keesaan, dan kepengaturan-Nya untuk para arwah. Di alam nyata, Dia juga menampakanya dengan cara memasukkan hakikat itu ke dalam jasad-jasad.
Selanjutnya melalui lisan para Nabi, para jasad itu dituntut untuk bersaksi atas ketuhanan-Nya maka semua jasad pun bersaksi dengan lisan dan ucapannya. Kesaksian itu keluar dari jasad ketika ia dituntut untuk bersaksi berdasarkan apa yang disaksikannya.
Ibnu Athaillah menjelaskan bahwa pada dasarnya Allah telah menampakkan keesaan-Nya di alam arwah sebelum meminta hamba-Nya untuk menyaksikan-Nya dengan jasadnya sendiri. Allah meminta seorang hamba untuk bersaksi setelah menempatkan keesaan-Nya di dalam jasad sehingga jasad berbicara tentang ketuhanan-Nya dengan lisan dan ucapan.