Selasa 06 Jul 2021 07:37 WIB

Korsel Tawarkan Fasilitas Produksi Vaksin 1 Miliar Dosis

Pemerintah Korsel dalam pembicaraan untuk produksi vaksin Covid-19 mRNA.

Rep: Puti Almas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Vaksinator mempersiapkan vaksin Covid-19 sebelum diberikan kepada warga (ilustrasi).  Pemerintah Korea Selatan (Korsel) tengah dalam pembicaraan dengan pembuat vaksin berbasis mRNA, termasuk diantaranya Pfizer dan Moderna untuk memproduksi vaksin untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (COVID-19) secara langsung di negara itu, bahkan siap menawarkan kapasitas untuk membuat hingga satu miliar dosis.
Foto: Antara/Umarul Faruq
Vaksinator mempersiapkan vaksin Covid-19 sebelum diberikan kepada warga (ilustrasi). Pemerintah Korea Selatan (Korsel) tengah dalam pembicaraan dengan pembuat vaksin berbasis mRNA, termasuk diantaranya Pfizer dan Moderna untuk memproduksi vaksin untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (COVID-19) secara langsung di negara itu, bahkan siap menawarkan kapasitas untuk membuat hingga satu miliar dosis.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL — Pemerintah Korea Selatan (Korsel) tengah dalam pembicaraan dengan pembuat vaksin berbasis mRNA, termasuk di antaranya Pfizer dan Moderna, untuk memproduksi vaksin Covid-19 secara langsung di negara itu. Korea bahkan siap menawarkan kapasitas untuk membuat hingga 1 miliar dosis.

Jika rencana tersebut disetujui, maka ini akan membantu meringankan pasokan vaksin Covid-19 global, secara khusus di Asia, yang dinilai cukup tertinggal dibandingkan Amerika Utara dan Eropa. Langkah ini sekaligus menempatkan Korsel lebih dekat dengan ambisi menjadi pusat manufaktur vaksin utama.

Korsel telah memiliki kesepakatan untuk memproduksi secara lokal tiga vaksin virus Covid-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca bersama Oxford University, Novavax, dan Rusia. Negeri Ginseng sejauh ini juga juga memiliki kesepakatan pembotolan dan pengemasan vaksin dengan Moderna.

"Kami telah sering mengadakan pembicaraan dengan perusahaan farmasi besar untuk memproduksi vaksin mRNA," ujar Lee Kang-ho, direktur jenderal komite pusat vaksin global di bawah Kementerian Kesehatan Korsel, dalam sebuah wawancara, dilansir The Strait Times, Senin (5/7).

Lebih lanjut, Lee Kang-ho mengatakan hanya ada beberapa pengembang vaksin mRNA sejauh ini, yaitu Pfizer, Moderna, CureVac, dan BioNTech. Karena ada batasan berapa banyak yang dapat diproduksi untuk memenuhi permintaan global. 

“Korsel ingin membantu dengan menawarkan fasilitas dan sumber daya manusia yang terampil, " jelas Lee Kang-ho.

Meski demikian, Lee Kang-ho belum menyebutkan nama pengembang atau pembuat vaksin lokal di Korsel yang memiliki kapasitas untuk memproduksi vaksin mRNA. Seorang sumber pemerintah, yang berbicata secara anonim mengatakan diantara perusahaan pengembang adalah Hanmi Pharmaceuticals Co Ltd dan Quratis Co Ltd.

Hanmi mengkonfirmasi sejauh ini perusahaan memiliki kapasitas besar yang dicadangkan untuk obat diabetes Sanofi dan dapat digunakan untuk produksi vaksin Covid-19 karena proyek Sanofi terhenti. Quratis, yang membuat vaksin tuberkulosis, mengatakan pabriknya yang baru dibangun tahun lalu sekarang dapat digunakan untuk produksi vaksin mRNA.

Sementara itu, belum ada komentar dari perusahaan pengembang vaksin mRNA seperti Pfizer - BioNtech, Moderna, dan Curevac. Dalam sebuah pernyataan, Pfizer mengatakan perushaan sedang melakukan upaya meningkatkan rantai pasokan vaksin Covid-19, namun tidak memiliki sesuatu untuk diumumkan secara spesifik saat ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement