REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengatakan akan mengkaji konten video dalam gim daring Fortnite yang memuat ikon mirip Ka'bah. "Merespons beredarnya video dalam gim daring Fortnite yang memuat ikon yang dinilai mirip Ka'bah, Kementerian Kominfo telah mengkaji konten yang dimaksud," ujar Johnny saat dihubungi Antara, Selasa (6/7).
Johnny mengatakan, berdasarkan hasil penelusuran, konten tersebut dipublikasikan pada 17 Februari 2019 di kanal Youtube. Adapun pihak Fortnite, kata Johnny, telah mengklarifikasi elemen yang termuat dalam video tersebut merupakan user generated content (UGC) yang dibuat oleh pengguna dalam bentuk "Creativity Mode".
Untuk menindaklanjuti beredarnya konten tersebut, Johnny mengatakan, Kementerian Kominfo telah menggandeng kepolisian. "Kementerian Kominfo sedang berkoordinasi dengan Kepolisian Republik Indonesia untuk menelusuri dan menindak pelaku yang mengkreasi konten tersebut," ujar Johnny.
Johnny menegaskan, Kementerian Kominfo terus mendalami dan menelusuri konten terkait dan akan melakukan penindakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku jika ditemukan pelanggaran di ruang digital. Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menginstruksikan jajarannya untuk mengkaji kemudian memblokir gim Fortnite agar tidak dimainkan oleh anak-anak.
Dikutip melalui keterangannya pada Senin (5/7), salah satu hal yang memengaruhi keputusan tersebut adalah Fortnite mewajibkan pemainnya menghancurkan sebuah bangunan mirip Ka'bah. Selain itu, alasan lainnya adalah karena Fortnite secara langsung bertentangan dengan nilai-nilai luhur, khususnya keagamaan.
Permainan itu pun dinilainya dapat memicu perilaku tidak menghormati antarumat beragama, mendorong aksi kekerasan, dan berpotensi penistaan agama. "Lima kali sehari minimal kita menghadap Ka'bah, dari mana pun kita di dunia untuk menunaikan sholat wajib atau sholat sunah. Dan di gim ini saya diberitahu ada ikon yang dinilai mirip Ka'bah yang harus dihancurkan untuk mendapatkan senjata baru dan naik ke level berikutnya. Ini yang menurut saya sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur, terutama dari segi keagamaan, termasuk kerukunan beragama, ini suatu hal yang sangat sensitif," kata Sandiaga.