Selama PPKM, Lampu Reklame dan PJU Sleman Padam Lebih Awal

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq

Pemadaman (ilustrasi)
Pemadaman (ilustrasi) | Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman, DIY, Kustini Purnomo, menginstruksikan dilakukan pemadaman sejumlah lampu reklame dan penerangan jalan umum (PJU). Langkah ini dilakukan dalam rangka memaksimalkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Sejumlah pemilik reklame yang berada di bawah perizinan Kabupaten Sleman sudah disurati dan diminta untuk mematikan lampunya sampai 20 Juli mendatang. Selain reklame, lampu penerangan di sejumlah ruas-ruas jalan juga akan dipadamkan.

Kustini menerangkan, lampu PJU beberapa ruas jalan yang selama ini sering ramai dilintasi pengendara akan diatur agar bisa padam lebih awal. Antara lain jalan-jalan di sekitaran Seturan, Gejayan, Kaliurang, Tajem, dan jalan-jalan utama lain. "Ada juga yang nanti dipadamkan 20.00 WIB, semua sampai pagi hingga 20 Juli besok," kata Kustini, Selasa (6/7).

Selain mematikan lampu reklame dan lampu PJU di sejumlah titik keramaian, Pemkab Sleman bersama polisi akan menutup sejumlah akses jalan yang sering ramai dilalui kendaraan. Rencananya, dilakukan malam hari untuk mengurangi mobilitas masyarakat.

Berlokasi di sekitar Janti, Seturan, Gejayan, dan Kaliurang. Kustini menegaskan, langkah tersebut diambil untuk memaksimalkan pelaksanaan PPKM Darurat di Sleman. Ia berharap, melalui pemadaman dan penyekatan akan berdampak pengurangan mobilitas.

Untuk itu, ia meminta masyarakat agar tidak perlu khawatir terjadinya kejahatan dan kecelakaan. Pemkab Sleman, Polres, dan Kodim 0732 Sleman berkomitmen menjamin keselamatan, keamanan, dan kenyamanan masyarakat saat kebijakan ini diterapkan.

Kustini turut meminta masyarakat mematuhi aturan pelaksanaan PPKM Darurat yang ada, termasuk lewat pemadaman dan penyekatan, dengan berada di rumah saja. Kegiatan sekunder apalagi tersier diharapkan untuk ditunda dulu demi tujuan bersama.

"Langkah ini kita ambil agar masyarakat sudah tidak perlu ke luar rumah kecuali hal penting berhubungan dengan kesehatan. Selain itu, monggo (silakan) di rumah saja," ujar Kustini.

Sejauh ini, rencana pemadaman mendapat respons positif sejumlah komunitas. Bahkan, beberapa memberi jargon seperti Sleman Bobok Luwih Awal atau Sleman tidur lebih awal ditujukan kepada anak muda yang sering habiskan malam dengan kumpul-kumpul.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Polisi Bakal Buat Jalur Khusus untuk Nakes

Luhut Siapkan Skenario Terburuk Covid-19

Pangdam Jaya Geram Banyak Pengendara Lewat 'Jalan Tikus'

Kupang Minta Pemimpin Agama tak Berkati Nikah Selama PPKM

Langgar PPKM, Tukang Bubur di Tasikmalaya Didenda Rp 5 Juta

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark