REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Istinja adalah membersihkan dua lubang (qubul dan dubur) setelah buang air kecil atau buang air besar dengan air atau dengan batu ketika darurat. Khalillullah, Nabi Ibrahim As merupakan orang pertama yang beristinja dengan menggunakan air.
Adapun bagi yang istinja dengan batu, disyaratkan agar menggunakan tiga buah batu, sehingga kebersihannya terjamin dalam dalam rangka melaksanakan sabda Rasulullah.
"Apabila salah seorang di antara kalian hendak buang hajat, hendaklah membawa tiga buah batu yang hendak digunakannya untuk bersuci, sebab hal itu sudah cukup baginya. (HR Abu Dawud dan Nasa'i).
Tentang istinja ini juga ditekankan dalam hadits rasulullah lainnya sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Bazzar dan Thabarani. "Umumnya siksa kubur itu disebabkan karena air kencing karenanya kalian selalu berhati-hati dalam menjaga kebersihan darinya."
Syekh Abdul Mun'in Qindil dalam bukunya "Berobat dengan Alquran" mengatakan bahwa kalangan dokter menjelaskan istinja dapat menjaga saluran air kencing dari infeksi. Mereka yang terkena infeksi pada anus dan terkena penyakit fistula yang yang disebabkan nanah yang keluar dari luka infeksi adalah dikarenakan mereka tidak membersihkan lubang anus dari kotoran.
"Dengan demikian, kita bisa memahami hikmah islam dalam memerintahkan istinja," katanya.
Manfaat Wudhu dalam Pandangan Medis
Wudhu dapat membersihkan setiap kotoran yang melekat pada kulit, baik berupa debu, keringat, maupun benda-benda kimiawi jika seorang muslim bekerja di industri logam, di ladang-ladang minyak, atau di pertambangan. Wudhu juga dapat menjaga kulit agar tidak terinfeksi kanker dan bisa menjaga tubuh dari penyakit kanker akibat zat-zat kimia yang merasuk melalui kulit.
Berkaitan dengan Faidah menyela-nyela jari jari, menurut dunia kedokteran kontemporer bahwa pada sela-sela jari terdapat jenis jamur yang bisa menyebabkan infeksi dan luka bernanah pada kulit, yang penyebab utamanya adalah karena salah Jadi tidak bersih. Dengan menyela-nyelajari saat berwudhu, penyakit tersebut bisa dihindari.
Hal itu diperkuat oleh hasil penelitian (sensus) internasional yang menyatakan bahwa kanker kulit yang terjadi di negara-negara Islam jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang terjadi di negara-negara non Islam. Hal ini tidak lain karena orang muslim selalu mengambil air wudhu minimal lima kali sehari.
"Sehingga kulitnya senantiasa bersih dari debu dan keringat serta bersih dari berbagai hal yang bisa menyebabkan kanker," katanya.