Selasa 06 Jul 2021 15:41 WIB

Waktu Renang Perempuan dan Burkini di Belgia Picu Perdebatan

Waktu khusus perempuan sebenarnya terkait dengan keamanan di ruang publik.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Waktu Renang Perempuan dan Burkini di Belgia Picu Perdebatan. Kolam renang di Brussels, Belgia memicu perdebatan karena memiliki waktu khusus perempuan dan mengizinkan burkini.
Foto: Belga
Waktu Renang Perempuan dan Burkini di Belgia Picu Perdebatan. Kolam renang di Brussels, Belgia memicu perdebatan karena memiliki waktu khusus perempuan dan mengizinkan burkini.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Keputusan sebuah kolam renang umum yang baru dibuka di Brussels, Belgia menerapkan waktu khusus perempuan menjadi perbincangan publik. Aturan yang mengizinkan pemakaian burkini di fasilitas tersebut juga menjadi salah satu bahasan dalam perdebatan daring.

Dilansir dari The Brussels Times, kolam renang FLOW dibuka di jembatan Pierre Marchant di komune Brussel Anderlecht pada Kamis (1/7) dan menjadi bahan diskusi sepanjang akhir pekan.

Baca Juga

Sehari setelah pembukaan, pemimpin partai MR liberal Francophone, Georges-Louis Bouchez, turun ke Twitter untuk menyebut aturan yang memungkinkan burkini sebagai kegilaan komunitarian. Selain itu, seorang anggota parlemen federal untuk partai CD&V Flemish Kristen-demokratis Hendrik Bogaert turut memanaskan situasi dengan twit-nya bahwa dia tidak percaya akan ada waktu khusus Islam terpisah di kolam renang umum.

“Kamu seharusnya tidak menyerah pada itu. Anda memberi satu jari, mereka mengambil lengan. Kalau-kalau ada yang menginginkan jalur Islam yang terpisah di tepi laut, kita akan berjalan di atasnya dengan tenang. Pantai adalah milik semua orang," ujarnya.

Bouchez dan Bogaert mendapat dukungan dari banyak anggota lain dari partai liberal Flemish (Open Vld) dan Francophone (MR), termasuk mantan pemimpin Gwendolyn Rutten dan pemimpin saat ini Egbert Lachaert. Menurut Lachaert, dirinya tidak ingin ada pembedaan. 

Namun, pada Senin pagi, pihak CD&V menyatakan ketidaksetujuannya terhadap tweet Bogaert, dengan mengatakan pesan tersebut bertentangan dengan cara yang ingin dikomunikasikan oleh partai tersebut. "Kami tidak mendukung waktu renang terpisah atas dasar keyakinan, tetapi itu bukan tujuan dari jam terpisah ini," kata partai itu dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita Belga.

“Sangat disesalkan inisiatif yang begitu indah dari dunia asosiatif kolam renang terbuka untuk pemuda Brussels, akhirnya telah dibajak dalam debat terpolarisasi,” tambahnya.

Menteri Flemish Brussels, Benjamin Dalle, yang juga anggota partai CD&V, menyebut kontroversi itu tidak perlu. Dia menambahkan slot waktu satu jam khusus perempuan adalah pilihan otonom dari asosiasi nirlaba.

Dalle juga menggarisbawahi aturan itu ditujukan untuk semua wanita: “Saya dengar mereka tidak melihat satu pun jilbab di sana Sabtu lalu. Itu tidak ada hubungannya dengan Islam. Waktu buka wanita seperti itu juga ada di Maasmechelen, Evergem atau Waregem," katanya.

Sebagai reaksi terhadap Bouchez yang menuduh Sekretaris Negara untuk Kesetaraan Gender dan Kesempatan yang Setara Sarah Schlitz (Ecolo) tidak memahami fenomena sosial tertentu, kabinet Schlitz menekankan dia tidak melihat masalah dengan jam renang terpisah untuk wanita. Mereka menyebutnya sebagai debat palsu.

“Itu tidak masalah bagi kami. Ada juga kolam renang dengan jam terpisah untuk manula atau keluarga,” kata juru bicaranya Jessika Soors kepada De Standaard.

“Sangat disayangkan inisiatif warga negara yang baik, yang setelah bertahun-tahun menjanjikan politik telah berhasil membuka kolam renang terbuka di Brussel, sekarang harus melakukan debat ini,” tambahnya.

Kabinet Schlitz mengatakan aturan ini tidak hanya tentang Islam tapi banyak alasan lain seperti keamanan. "Masalah sebenarnya adalah anak perempuan tampaknya ingin berenang secara terpisah karena mereka tidak lagi merasa aman di ruang publik. Kami lebih suka mengerjakan masalah itu secara mendalam," ujar Kabinet Schlitz dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement