REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) membantu sebanyak 250 meter kubik material untuk penanganan darurat Jalan Mohammad Hatta atau Lingkar Selatan Sampit agar kembali bisa dilewati oleh kendaraan angkutan berat.
"Kami tetap bersinergi dengan pemerintah provinsi supaya minimal bisa tetap fungsional, sehingga kendaraan-kendaraan berat yang masuk kota bisa berkurang. Apalagi saat ini kita sedang memperbaiki jalan-jalan di dalam kota," kata Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor.
Halikinnor meninjau penanganan darurat ruas jalan yang merupakan tanggung jawab pemerintah provinsi tersebut. Saat ini dilakukan penimbunan dan perataan material agregat kelas B yakni campuran tanah dan batu, agar jalan kembali bisa dilewati.
Jalan Lingkar Selatan yang membentang dari Bundaran Balanga Jalan Jenderal Sudirman hingga Bundaran KB Jalan HM Arsyad diperuntukkan bagi kendaraan angkutan berat yang hendak menuju maupun dari Pelabuhan Bagendang di Jalan HM Arsyad. Namun jalan tersebut kembali rusak akibat belum ada penanganan permanen.
Bahkan kemarin kembali ada truk yang terbalik. Melihat kondisi itu, banyak kendaraan berat seperti truk yang akhirnya memilih melintas jalan dalam kota, yaitu Jalan Kapten Mulyono, Jalan Pelita, dan Jalan HM Arsyad.
Masuknya kendaraan berat tersebut membuat jalan dalam kota rusak, karena kemampuannya hanya untuk bobot delapan ton muatan sumbu terberat, sementara kendaraan berat yang melintas bermuatan hingga belasan ton bahkan lebih dari 20 ton.
"Truk masuk kota ini memang dilema. Makanya saya mengimbau mereka mengurangi muatan sehingga jalan dalam kota tidak rusak. Tapi kalau Jalan Lingkar Selatan sudah fungsional, maka mereka wajib melewati ruas jalan tersebut. Kita saling memahamilah karena kondisinya masih seperti ini," ujar Halikinnor.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kotawaringin Timur Mentana mengatakan, penanganan darurat saat ini merupakan sinergi antara Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten Kotawaringin Timur.
"Dinas PUPR provinsi membantu material untuk pemeliharaan jalan ini, sedangkan Dinas PUPR kabupaten menyediakan peralatan dan tenaga kerjanya. Material dari Dinas PUPR provinsi kurang lebih 250 kubik," kata Mentana.
Mentana menjelaskan, ada empat yang rusak parah. Titik-titik kerusakan itulah yang menjadi target perbaikan, dengan harapan material tersebut cukup untuk menangani hingga fungsional dilalui.
"Untuk sementara belum ada kegiatan provinsi karena belum dianggarkan, jadi hanya pemeliharaan saja yang penting fungsional. Untuk ke depannya kami upayakan koordinasikan dengan provinsi untuk bisa diperbaiki dengan rigid atau cor beton," ujar dia.