REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Beberapa sutradara film Hollywood pernah merasa dimainkan filmnya oleh kepala studio. Hal tersebut biasanya terjadi ketika bagian akhir film tidak seperti yang sutradara harapkan.
Berikut lima film yang diwarnai polemik antara sutradara dan pihak studio, seperti dilansir di laman CBR, Selasa (6/7):
1. Once Upon a Time in America karya Sergio Leone
Sebuah drama epik oleh pembuat film Italia, Sergio Leone, dan dibintangi oleh Robert De Niro, Once Upon a Time in America menceritakan kisah dua anak laki-laki Yahudi yang terkenal sebagai gangster di New York City. Potongan asli film Leone hampir enam jam.
Dia berencana merilisnya dalam dua bagian. Namun, pihak studio memotongnya menjadi satu film. Sutradara menunjukkan potongan film selama empat jam 29 menit di Festival Film Cannes, tetapi dipaksa untuk memotongnya lagi menjadi tiga jam 49 menit untuk membuat distributor senang.
2. Justice League karya Zack Snyder
Pembuatan film Justice League karya Zack Snyder adalah kisah yang penuh dengan tragedi, pelecehan, dan akhirnya penebusan. Setelah berurusan dengan gangguan studio, Snyder meninggalkan Justice League usai kematian tragis putrinya. Warner Brothers lantas menyewa Joss Whedon untuk menyelesaikan film, tetapi sebenarnya, hampir semuanya direkam ulang. Butuh waktu bertahun-tahun dan dorongan besar-besaran dari para penggemar Snyder, hingga akhirnya dia mampu menyelesaikan film itu.
3. Alien 3 karya David Fincher
Sulit membayangkan sebuah studio tidak membiarkan sineas David Fincher membuat film seperti yang dia inginkan. Mengambil langkah pertamanya sebagai sutradara, Fincher menandatangani kontrak dengan produksi Alien 3.
Dia kemudian bersitegang dengan studio. Fincher membuat film yang gelap dan menakutkan, tetapi studio menginginkan seperti Aliens karya James Cameron. Karena itu, studio menutup produksi sebelum Fincher selesai syuting, dan menyunting film tanpa sutradara. Bintang Alien 3, Sigourney Weaver, membela sutradara muda, sayangnya, pengaruhnya tidak cukup.
4. 1776 karya Peter H Hunt
Awalnya musikal Broadway hit, 1776, adalah komedi yang menceritakan kembali penciptaan Deklarasi Kemerdekaan dan awal Revolusi Amerika. Dibuat dengan banyak pemeran Broadway asli. Namun, ada satu hal yang hilang dari film ini dari produksi panggung yaitu lagu "Cool, Cool, Considerate Men".
Lagu itu tidak begitu diminati di Partai Republik, dan kemudian Presiden Richard Nixon meminta Presiden Columbia Pictures, Jack L Warner, untuk menghapus lagu tersebut dari film. Sang sutradara, Peter H Hunt, keberatan dengan pemotongan adegan dan tetap memfilmkannya. Warner kemudian menyuntingnya dari potongan terakhir tanpa sepengetahuan Hunt.
5. Brazil karya Terry Gilliam
Sebuah komedi kelam tentang masa depan distopian, film Brazil karya Terry Gilliam, telah digembar-gemborkan sebagai salah satu film Inggris terhebat sepanjang masa. Namun, versi yang ditonton orang Amerika pada 1985 tidak sama dengan yang disaksikan seluruh dunia.
Potongan 142 menit asli Gilliam dengan akhir yang gelap dirilis di Eropa dan internasional oleh 20th Century Fox. Namun, Universal Pictures yang memiliki hak distribusi AS memutuskan membuat ulang film tersebut tanpa sepengetahuan Gilliam.
Ketika Gilliam mengetahuinya, dia mengeluarkan iklan satu halaman penuh di Variety menuntut versinya dirilis. Kepala Universal, Sid Sheinberg, mengeluarkan iklan satu halaman penuhnya untuk menjual film tersebut ke studio lain. Setelah potongan asli Gilliam memenangkan sejumlah penghargaan kritikus, studio mengalah dan merilis film tersebut.