Selasa 06 Jul 2021 19:57 WIB

Pesan Buya Hamka: Hidup Jangan Kepalang Tanggung!

Buya Hamka meningatkan umat Muslim untuk tidak ragu jalani hidup

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Buya Hamka meningatkan umat Muslim untuk tidak ragu jalani hidup .
Foto: Google.com
Buya Hamka meningatkan umat Muslim untuk tidak ragu jalani hidup .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ulama asal tanah Minang, Buya Hamka, menjelaskan soal apa yang terpenting dalam kehidupan, termasuk dalam hal ini berdagang atau berniaga.

Mengutip perkataan pepatah, Buya mengatakan bahwa jika hendak berniaga, maka yang terpenting adalah keberanian.

Baca Juga

"Kalau engkau berniaga, berusaha, meski tidak ada modal, asal engkau berani, itulah modal utama dalam hidup. Hidup jangan kepalang tanggung-tanggung. Jangan. Tidak kaya, (maka) berani! Keberanian itu modal," tutur ulama yang bernama asli Abdul Malik Karim Amrullah itu dalam ceramah agamanya, dikutip dari kanal youtube Qayyis Official.  

Buya Hamka menyampaikan, rugi dalam berdagang itu namanya belum rugi. Sebab menurutnya yang terpenting dalam hidup yaitu tidak menjadi pengecut alias berani. Dia mengingatkan, berdagang itu tidak selamanya untung, tetapi juga ada ruginya. 

"Tetapi kalau keberanian yang hilang, maka separuh dari kekayaan tadi sudah habis. Walaupun masih banyak (harta), tetapi keberanian tidak ada, maka separuhnya sudah habis. Akhirnya meski kekayaan besar, tetapi kepercayaan (diri) hilang, itu namanya habis, tidak ada lagi," jelasnya.

"Meski ada berjuta yang tinggal di dalam tanah, tetapi tidak percaya (pada dirinya), apa lagi artinya. Sebab, yang pertama sekali modal itu adalah keberanian menghadapi hidup," ujar dia.

Dalam bukunya 'Tasawuf Modern', Hamka juga mengingatkan, bahwa orang kaya sebetulnya ialah orang yang sedikit keperluannya. Menentukan apakah seseorang itu kaya atau miskin, pada dasarnya bukan atas dasar materi yang dimiliki, melainkan keperluannya. 

"Siapa yang paling sedikit keperluannya, itulah orang yang paling kaya dan siapa yang amat banyak keperluan itulah orang yang miskin," tulis Hamka.  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement