Rabu 07 Jul 2021 02:02 WIB

Pemprov Jabar Terima 10 Ton Oksigen dari PT Pusri Disumbang

Setiap rumah sakit mendapat pasokan lima ton oksigen.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas menurunkan tabung oksigen dari truk di Posko Darurat  dana akan segera dieksekusi (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menurunkan tabung oksigen dari truk di Posko Darurat dana akan segera dieksekusi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat menerima satu tangki oksigen berkapasitas 10 ton dari PT Pupuk Sriwidjaja(Pusri) Palembang. Tangki oksigen tersebut diterima langsung Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Rumah Sakit Immanuel Kota Bandung, Selasa (6/7). Sedangkan sebelumnya, Jabar juga menerima oksigen dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.

"Kami sangat berbahagia satu upaya untuk memperbaiki kebutuhan suplai oksigen dalam rangka dikirim ke rumah sakit yang membutuhkan membuahkan hasil," kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil.

Baca Juga

Ia menuturkan oksigen tersebut akan didistribusikan ke dua rumah sakit, yakni Rumah Sakit Immanuel dan Rumah Sakit Al Islam Bandung. Setiap rumah sakit mendapat pasokan lima ton oksigen. "Satu kapasitas dari truk tangki ini sekitar 10 ton. Rumah sakit-rumah sakit seperti Immanuel ini memiliki penyimpanan kurang lebih lima hingga enam ton. Satu tangki ini akan kita bagi dua, satu Immanuel, satu ke Rumah Sakit Al Islam di Jalan Soekarno-Hatta," ujarnya.

Menurut Kang Emil, lima sampai enam ton dapat mengisi 1.500 tabung oksigen. Dalam kondisi darurat, jumlah tersebut mencukupi kebutuhan oksigen sampai tiga hari ke depan. Oleh karena itu, ia berharap PT Pusri dapat mengirim oksigen setiap hari untuk memenuhi kebutuhan oksigen di Jabar.

"Lima sampai enam ton ini bisa untuk 1.500 tabung yang dalam keadaan darurat karena banyaknya pasien yang membutuhkan kurang lebih tiga hari akan habis. Oleh karena itu kami akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk bisa mengirim secara rutin harian atau per dua hari menyuplai di Jabar," ujarnya.

Ia mengemukakan pentingnya prioritas pasokan oksigen. "Kita dahulukan di rumah sakit-rumah sakit yang membutuhkan sehingga tidak ada kejadian di Jawa Barat ada yang meninggal dunia dikarenakan oksigennya habis," katanya.

Saat ini, kata Kang Emil, Jabar mengalami defisit oksigen sebesar 76 ton. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen di rumah sakit, Peprov Jabar berkolaborasi dengan Kementerian BUMN dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pemprov Jabar juga mendapat dukungan dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbkdan Pertamina. "Defisit Jawa Barat itu adalah 76 ton. Jadi kami harus mencari suplai sebanyak itu. Jadi kalau satu tangki 10 ton, berarti kita butuh kira-kira minimal delapan tangki lagi. Skala ini untuk menyuplai gap dari suplai pasar normal ke kebutuhan rumah sakit dan masyarakat," katanya.

Ia menyebut sejumlah mitra terkait dengan pasokan oksigen.

"Kami mendapat mitra dari tiga BUMN. Satu PT Pusri, kedua dengan Krakatau Steel di Cilegon, dan ketiga Pertamina di Indramayu. Satu dari tiga BUMN ini hadir di sore hari ini yaitu dari PT Pusri yang jauh-jauh dari Palembang. Saya ucapkan terima kasih," tambahnya.

Kang Emil juga mengucapkan terima kasih kepada pihak keamanan TNI-Polri. Karena berkat bantuan TNI-Polri, pengiriman satu tangki oksigen dari PT Pusri bisa sampai di Bandung dengan aman. "Kemudian saya mengucapkan terima kasih kepada kepolisian khususnya Polda Jawa Barat yang mengoordinasikan pengamanan bersama Polda Sumatera Selatan dan Polda Lampung, Banten, sampai akhirnya bisa hadir ke wilayah Bandung juga atas dukungan dari Kodam III Siliwangi," tuturnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement