REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media Survei Nasional (Median) dalam survei terbarunya menemukan sebanyak 10 persen responden survei sangat percaya vaksin. Kemudian respoden yang percaya vaksin sebanyak 41,1 persen.
"Sehingga di sini yang menyatakan percaya dan sangat percaya terhadap vaksin itu kurang lebih 51 persenan," kata Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, secara daring, Rabu (7/7).
Sementara itu sebanyak 38,6 persen responden menyatakan ragu-ragu terhadap vaksin. Kemudian sebanyak 7,1 persen menyatakan tidak percaya, dan 3,2 di antaranya sangat tidak percaya.
Rico menjelaskan, dari sisi usia, diketahui tingkat kepercayaan warganet yang berusia di atas 50 tahun terhadap vaksin justru rendah. "Seiring pertambahan usia itu justru tingkat kepercayaannya terhadap vaksin melemah, dan keragu-raguannya terhadap vaksin malah meningkat," ujarnya.
Median dalam surveinya juga menyoroti tingkat keinginan responden untuk mendapatkan vaksin. Hasilnya, responden yang ingin divaksin mencapai 57,7 persen. Sebanyak 22,6 persen menjawab tidak, dan 19,7 persen menjawab tidak tahu.
"Kalau kita lihat juga dari sisi usia, ini kita juga menemukan hal yang sama, kita bisa melihat yang menyatakan tidak ingin divaksin itu justru yang paling besar itu ada di usia 60 tahun ke atas. Berarti di usia 60 tahun ke atas yang mengatakan tidak ingin divaksin itu prosentasenya paling besar 37,5 persen," tuturnya.
"Ini tentunya perlu perhatian kita semua untuk menjaga orang tua kita, kakek nenek kita. Mereka-mereka yang berusia lanjut," imbuhnya.
Survei dilakukan pada 21 Juni - 26 Juni 2021. Survei dilakukan di media sosial menggunakan rancangan non probabiilty sampling dengan kuesioner berbasis Google form yang disebarkan melalui media sosial facebook dengan target pengguna aktif facebook berusia 17-60+. Hasil survei yang terkumpul sebanyak 1.089 responden.
"Hasil survei dimaksudkan untuk menggali persepsi pengguna media sosial Facebook di Indonesia," ucapnya.